Mengejar “Body Goals”: Dampak Sosial Media terhadap Citra Tubuh Remaja

Remaja merupakan masa krusial dalam tahapan perkembangan manusia. Pada masa remaja, banyak perubahan yang terjadi pada diri individu sehingga mereka perlu berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Ketika tumbuh remaja, remaja mengalami perubahan dari aspek tumbuh kembang seperti aspek sosial, kognitif, emosi dan fisik. Namun, dari sekian banyak aspek yang mengalami perubahan, aspek fisik pada masa remaja adalah aspek yang paling mudah dilihat dan paling menjadi perhatian bagi remaja itu sendiri. Perubahan bentuk fisik pada remaja perempuan seperti membesarnya payudara dan bokong, bentuk pinggang dan pinggul yang semakin jelas, tumbuhnya rambut pada beberapa bagian tubuh dan lain-lain. Begitu pula dengan remaja laki-laki. Mereka mengalami perubahan fisik seperti suara memberat, bentuk dada yang semakin bidang, tumbuhnya jakun, bentuk penis yang membesar, tumbuhnya rambut halus pada beberapa bagian tubuh dan sebagainya.

Adanya perubahan fisik yang tampak sebagaimana penjelasan di atas menjadi perhatian khusus bagi para remaja. Mereka mungkin mulai membandingkan bagaimana perkembangan dan perubahan tubuh mereka dengan teman-teman sebayanya. Mereka bisa saja menjadi lebih sensitif dengan komentar tentang bentuk fisik mereka saat ini dari orang lain. Terlebih di masa remaja, kawan sebaya menjadi faktor penting dalam pembentukan konsep diri maupun harga diri para remaja. Remaja lebih termotivasi untuk mengikuti tren dan gaya yang diterima oleh kelompok sosial mereka dibandingkan saran dari keluarga atau orang tua. Hal ini sangat lumrah terjadi karena tugas perkembangan remaja salah satunya adalah dapat diterima di lingkungan sosialnya.

Akibat dari pesatnya perkembangan teknologi saat ini sangat wajar bagi para remaja untuk memiliki gadget pribadi untuk menunjang kebutuhan sosial dan akademik. Berdasarkan usia saat ini, mereka juga biasanya sudah memiliki media sosial masing-masing untuk tetap up-to-date dengan perkembangan sekitar. Tapi, siapa sangka bahwa mudahnya mengakses informasi dan melihat perkembangan tren di media sosial, apabila tidak digunakan dengan bijak maka bisa menjadi boomerang bagi citra tubuh remaja. Mengingat pertumbuhan fisik pada masa remaja menjadi perhatian paling utama bagi para remaja itu sendiri.

Bagaimana hubungan sosial media dengan citra tubuh remaja?

Citra tubuh atau body image adalah kepuasan atau ketidakpuasan individu terhadap gambaran tubuhnya. Puas atau tidaknya seorang remaja dengan tubuhnya sangat dipengaruhi dengan norma atau standar lingkungan, misalnya bagaimana lingkungan sosial memberikan penilaian dan perbandingan mengenai tubuh ideal. Lingkungan sosial yang menjadi sumber dukungan sosial bagi remaja adalah kawan sebaya sehingga perbandingan bentuk tubuh antar kawan sebaya menjadi permasalahan serius bagi remaja. Keinginan untuk memiliki tubuh ideal sebagai dampak dari paparan media sosial muncul karena adanya proses perbandingan sosial. Perbandingan sosial adalah perbandingan yang dilakukan oleh individu dengan target yang dirasa mirip dengan dirinya. 

Social media khususnya Instagram saat ini menjadi salah satu tempat termudah bagi para remaja untuk melakukan perbandingan fisik dengan teman-teman mereka. Fenomena “disukai” (likes) dan mendapatkan dukungan sosial berupa “komentar” di instagram kini menjadi target pencapaian bagi para remaja. Mereka mungkin melihat bahwa orang-orang yang memiliki kulit putih, kurus, rambut yang indah, dan membawa barang branded sering mendapatkan dukungan positif di instagram sehingga remaja lainnya juga akan berusaha memenuhi karakter tersebut untuk mendapatkan dukungan positif secara online. Fenomena ini kerap kali membuat remaja memiliki persepsi yang salah mengenai citra tubuh (body image) yang ideal. Bahkan, penelitian pada remaja perempuan menunjukkan bahwa likes dan jumlah followers dihubungkan dengan penghargaan orang lain terhadap tampilan fisik mereka dan dapat meningkatkan penghargaan diri. Beragam penelitian juga menunjukkan bahwa remaja perempuan lebih tidak puas dengan tubuh mereka dibandingkan remaja laki-laki terutama ketika masa pubertas.

Apa dampak yang ditimbulkan jika remaja memiliki citra tubuh yang negatif?

Paparan konten foto/video yang menunjukkan gambaran tubuh ideal kini menjadi salah satu target para remaja untuk bisa memiliki “body goals” seperti idola maupun kawan sebaya yang dipanutinya. Fenomena ini membuat para remaja dan pengguna Instagram, terutama perempuan akan mengalami ketidakpuasan terhadap tubuh mereka (body dissatisfaction), kecemasan terkait berat badan, dan gangguan makan (eating disorder). Penelitian juga menemukan bahwa paparan gambar selebriti dengan tubuh ideal dan menarik dapat merusak citra tubuh individu, menyebabkan peningkatan suasana hati (mood) negatif dan menurunkan harga diri (self-esteem).

Individu yang tidak puas dengan tubuhnya ditemukan memiliki kesalahan persepsi mengenai konsep tubuh yang ideal. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai indeks massa tubuh (IMT) bukan menjadi pedoman mereka untuk merasa puas dengan tubuh mereka. Contohnya, remaja dengan IMT kategori ideal merasa bahwa dirinya tetap kurang kurus, kurang putih dan pada akhirnya tetap tidak puas dengan tubuhnya. Individu dengan kesalahan persepsi soal tubuh ideal pun akan tetap berusaha untuk menurunkan atau menaikkan berat badannya sesuai dengan persepsi yang mereka miliki soal tubuh ideal. 

Dampak lain yang disebabkan dari adanya citra tubuh yang negatif adalah kecemasan atau ketakutan remaja mendapatkan evaluasi negatif dari orang lain. Remaja menjadi takut untuk tidak diterima di lingkungan sosialnya. Mereka juga bisa secara tidak sadar memiliki penilaian yang negatif kepada orang lain yang mereka anggap tidak memiliki tubuh ideal. Potensi menjadi korban perundungan (bullying) pun menjadi lebih tinggi.

Apa saja upaya yang dapat membantu remaja memiliki citra tubuh yang positif?

  1. Dukungan sosial. Penelitian menunjukkan bahwa adanya dukungan sosial yang positif dari keluarga, teman dan lingkungan sosial lainnya sangat membantu peningkatan citra tubuh positif bagi remaja. Dukungan dapat berupa: tidak melakukan perbandingan secara fisik dengan orang lain, memberikan pujian ketika remaja berusaha untuk berpenampilan bersih dan menarik.
  2. Memberikan edukasi kepada remaja mengenai perubahan fisik yang akan mereka lalui selama masa pubertas, bagaimana cara menjaga kebersihan tubuh dan berdandan yang sesuai dengan usianya saat ini dengan fokus untuk menunjang kesehatan mereka.
  3. Memberikan bimbingan dan kejelasan positif mengenai fungsi media sosial. Banyak hal positif yang menjadi fokus media sosial, tidak hanya paparan foto-foto selebgram dengan tubuh yang menarik. Media sosial bisa berfungsi untuk mendokumentasikan karya, kenangan dan prestasi yang dapat berdampak positif bagi orang lain.
  4. Memberikan apresiasi pada setiap konten positif yang remaja unggah di media sosial.
  5. Mengedukasi remaja mengenai pentingnya pengembangan karakter pada masa remaja, tidak hanya penampilan fisik. Baca lebih banyak mengenai beauty and character pada lini berikut: https://lembarharapan.id/artikel/beauty-vs-character/ 
  6. Penelitian menunjukkan seseorang dengan perilaku belas-kasih pada diri (self compassion) yang rendah cenderung memiliki citra tubuh yang buruk. Perilaku self compassion menjadi salah satu faktor protektif utama untuk meningkatkan citra tubuh seseorang. Maka dari itu, ajarkanlah remaja atau latihlah diri mereka untuk melakukan perilaku belas-kasih kepada diri sendiri. Perilaku self compassion dapat berupa penerimaan akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, menyadari bahwa kekurangan adalah bagian dari diri yang perlu diterima bukannya disingkirkan. Baca perilaku self-compassion lebih banyak pada link berikut: https://lembarharapan.id/artikel/berbelas-kasih-kepada-diri-sendiri-untuk-hidup-yang-lebih-bahagia/ 
  7. Mintalah bantuan kepada orang terdekat untuk memberikan penilaian tentang kualitas positif yang Anda dan anak Anda miliki. Mengetahui dengan jelas kelebihan diri dari penilaian orang lain akan menyadarkan kita bahwa sangat banyak aspek dari diri kita yang menarik.
  8. Anda dapat mengunjungi professional atau psikolog remaja untuk membantu anak Anda menemukan potensi diri dan target pencapaiannya agar lebih percaya diri.
  9. Apabila anak menunjukkan adanya permasalahan makan/gangguan makan karena citra tubuh yang dimiliki, segeralah mengunjungi dokter, ahli gizi, psikolog dan atau profesional lainnya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Referensi:

Andsager, J. L. (2014). Research directions in social media and body image. Sex Roles, 71(11-12), 407-413.

Aristantya, E. K., & Helmi, A. F. (2019). Citra tubuh pada remaja pengguna instagram. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 5(2), 114-128.

Braun, T. D., Park, C. L., & Gorin, A. (2016). Self-compassion, body image, and disordered eating: A review of the literature. Body image, 17, 117-131.

2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id