Hubungan romantis dapat termasuk dalam kategori hubungan yang sehat dan positif apabila kedua belah pihak dapat memberikan dukungan satu sama lain sehingga tidak ada yang merasa tertekan dalam sebuah hubungan. Hubungan yang sehat dan positif berarti kedua belah pihak dapat menyelesaikan konflik dengan efektif sehingga keduanya merasa puas dalam sebuah hubungan. Hubungan romantis yang sehat dan positif dapat menjadi pemberi dukungan sosial utama dalam kehidupan individu, namun bagaimana jika hubungan romantis yang kamu jalani termasuk dalam kategori toxic relationship?
Apa itu Toxic Relationship?
Toxic relationship merupakan hubungan yang membahayakan secara fisik dan emosi dan terjadi secara berulang selama hubungan berlangsung.
Tanda bahwa Kamu Berada di Dalam Toxic Relationship
Seseorang yang toxic tidak menunjukkan sisi negatif mereka di awal hubungan. Mereka sering kali sangat kharismatik dan tampaknya menjadi pasangan yang ideal dan sempurna. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai menunjukkan warna asli mereka dan menjadi pengontrol, menuntut, dan kasar secara emosional.
Kamu berada di dalam toxic relationship apabila pasanganmu:
Ralph Ryback mengemukakan bahwa terdapat beberapa jenis perilaku di dalam toxic relationship, yaitu:
Mengapa Individu Bertahan di Dalam Toxic Relationship
Bertahan di dalam hubungan yang tidak sehat, sering kali, dilandasi oleh rasa kesepian yang dirasakan individu sehingga mereka merasa bahwa lebih baik berada di dalam sebuah hubungan yang tidak sehat daripada harus sendiri dan merasa kesepian.
Codependency adalah istilah yang sering dikaitkan dengan toxic relationship, berasal dari harga diri yang rendah dan rasa takut untuk sendiri sehingga membuat seseorang memilih untuk tetap berada dalam toxic relationship meskipun hubungan ini memberikan dampak negatif bagi kehidupan mereka.
Apakah Kamu Bisa Memperbaiki Toxic Relationship?
Toxic relationship dilakukan oleh orang-orang yang pada dasarnya sudah memiliki karakteristik kepribadian tertentu, sehingga akan sangat sulit untuk mengubah perilaku mereka. Namun, kamu bisa mengubah cara kamu memandang elemen-elemen di dalam hubunganmu. Kamu bisa mulai dengan melakukan konfrontasi* terhadap perilaku-perilaku yang mengganggu, dan membicarakannya dengan pasanganmu.
Kamu harus percaya diri dan yakin bahwa kamu layak diperlakukan dengan hormat dan penuh integritas. Jika perilaku yang mereka tunjukkan sebagai respon dari konfrontasi adalah perilaku yang kasar, kamu harus mempertimbangkan untuk break (beristirahat/berhenti sementara) dari hubungan yang sedang kamu jalani ini. Hal ini akan memberikan kamu waktu untuk menilai hubungan yang kamu jalani dan mengidentifikasi apa yang kamu inginkan darinya dan apakah keinginanmu realistis.
Apabila di dalam hubungan yang kamu jalani terjadi kekerasan fisik, sehingga membahayakan nyawamu, kamu harus berhati-hati dan segera meninggalkan hubungan. Ingatlah bahwa kamu menjalani hubungan untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan, jangan biarkan orang lain merampas itu dari kamu dan bersembunyi di balik kata sayang dan peduli yang tidak benar-benar ditunjukkan oleh perilakunya.
Arti kata berbintang*
Konfrontasi: mengungkapkan secara langsung perasaan tidak nyaman yang dirasakan atas sesuatu.
References:
Zafirah adalah seorang psikolog klinis dengan spesialisasi pada psikologi klinis anak dan dewasa. Zafirah menyelesaikan pendidikan Sarjana Psikologi di Universitas Tarumanagara dan pendidikan Magister Psikologi Profesi Klinis di Universitas Airlangga. Zafirah memiliki ketertarikan pada berbagai permasalahan psikologis, seperti kecemasan, depresi, permasalahan perilaku dan intelektual pada anak, permasalahan dalam hubungan dan pernikahan, serta permasalahan psikologis lainnya.
Zafirah percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk menghadapi segala permasalahan yang dihadapi dalam hidup, mereka hanya memerlukan orang yang tepat untuk diajak berdiskusi mengenai permasalahan itu.
No. SIPP (Surat Ijin Praktek Psikologi): 3357-21-2-1