Apakah kamu sering menunda pekerjaan atau tugas yang kamu miliki? Perilaku ini dapat dijelaskan dalam konsep psikologi yang disebut prokrastinasi.
Prokrastinasi merupakan sebuah perilaku disfungsional (perilaku menyimpang) atau perilaku menunda pekerjaan yang tidak rasional dan berkaitan dengan hasil yang negatif. Penundaan pekerjaan dilakukan dengan sukarela dan berhubungan erat dengan konsekuensi negatif yang mungkin didapatkan dari pekerjaan itu sendiri, misalnya rasa tidak nyaman yang dirasakan saat proses pengerjaan tugas/pekerjaan.
Mengapa Individu Melakukan Prokrastinasi?
Individu yang melakukan prokrastinasi memiliki toleransi yang rendah terhadap stressor (masalah yang menimbulkan stres). Ketika dihadapkan pada tugas tertentu yang membangkitkan emosi negatif mereka, mereka berhenti, mundur, dan tidak mencoba mencari penyelesaian atas perasaan mereka atau mencari jalan untuk maju. Prokrastinasi juga disebabkan oleh beberapa hal lain, seperti:
Keputusan yang harus diambil secara terus-menerus membuat individu kelelahan sehingga mengabaikan keputusan yang harus diambil. Dalam mengerjakan tugas/pekerjaan lainnya, kita dituntut untuk mengambil keputusan secara terus-menerus sehingga kita dapat sampai kepada satu titik di mana kita merasa lelah dan menunda keputusan yang harus kita buat.
Pada tingkat neuro-kognitif, beberapa orang tidak pandai melakukan perencanaan dan mengambil langkah kompleks dalam menjalankan tugas/pekerjaan. Kemampuan ini tidak dimiliki semua orang sehingga bahkan individu dengan kapasitas kognitif yang baik pun dapat memiliki kekurangan ini. Bagi sebagian orang, mengambil perspektif yang lebih luas dalam melihat tugas, mencoba memetakan langkah-langkah yang harus diambil, dan menentukan titik yang tepat untuk memulai adalah hal-hal yang mudah dan secara otomatis dapat dilakukan. Bagi sebagian lainnya, kemampuan ini tidak mudah dan tidak dapat dilakukan secara otomatis.
Prokrastinasi dapat menyebabkan kerusakan pada hubungan, terutama pada pasangan yang lebih mapan, membuat keputusan hidup bersama, dan bergantung satu sama lain untuk tugas-tugas penting seperti mengurus pajak. Apabila satu orang dalam suatu hubungan cenderung melakukan prokrastinasi, maka akan sering terjadi tarik ulur yang menyebabkan konflik dan keduanya merasa tidak didukung dalam menyelesaikan tugas yang melibatkan tanggung jawab bersama. Prokrastinator akan semakin berusaha untuk menolak untuk melakukan pekerjaan apapun yang diminta dalam kondisi semakin tertekan. Apabila setiap kali pasangan menghabiskan waktu berduaan hal-hal yang tidak disukai meningkat, ini akan membuat menghabiskan waktu bersama tidak lagi menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Apabila individu mengalami depresi, mereka cenderung menunda segala jenis tugas, baik tugas sederhana atau kompleks, menyenangkan atau membosankan. Individu yang mengalami depresi sering kali lebih banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan pikiran-pikiran negatif dan sering kali kehilangan kepercayaan kepada kemampuan mereka untuk dapat menjadi seseorang yang dapat diandalkan.
Apabila individu melakukan prokrastinasi karena emosi negatif yang ditimbulkan oleh tugas, kecemasan sering menjadi bagian dari emosi negatif tersebut. Kecemasan tidak hanya memberikan dampak negatif, tetapi dapat menjadi pendorong dalam penyelesaian tugas.
Penundaan penyelesaian pekerjaan/tugas dapat dilakukan untuk mendapatkan inspirasi kreatif dari tugas itu sendiri. Terkadang mengambil waktu untuk beristirahat di tengah-tengah penyelesaian tugas diperlukan untuk dapat kembali mengerjakan tugas dengan pikiran yang lebih segar.
Seringkali lebih dari satu faktor berkontribusi terhadap prokrastinasi. Mungkin ada unsur kebiasaan juga, seperti selalu menunggu sampai tiga hari sebelum tanggal jatuh tempo untuk menulis laporan kerja. Pola ini tidak selalu merupakan pola yang buruk apabila dapat dilakukan tanpa menghambat aspek lain dalam hidup kita.
Tips untuk Berhenti Melakukan Prokrastinasi
Untuk berhenti melakukan prokrastinasi, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, di antaranya yaitu:
Jangan terfokus pada masa lalu. Apapun yang kamu lakukan, itu adalah sebuah langkah yang baik. Jadikan hari ini sebagai sesuatu yang berarti.
Tetapkan rutinitas kerja teratur daripada hanya menunggu inspirasi datang. Sebelum memulai, atur ruang kerjamu agar bebas dari gangguan. Tinggalkan ponselmu di ruangan lain. Rencanakan untuk memulai dengan langkah-langkah kecil. Setelah kamu memulai, kamu mungkin mulai merasakan bahwa segala sesuatunya mulai berjalan baik. Setelah sebuah proses dimulai, proses akan terus berjalan.
Buat tujuan yang lebih kecil atau sub-tugas, dan fokus pada hal-hal itu. Coba untuk mencapai tujuan kecil itu sehingga tujuan akhir yang besar menjadi lebih mudah dicapai.
Jangan fokus pada apa yang masih harus kamu lakukan. Berikan penghargaan pada dirimu atas apa yang sudah kamu lakukan. Lanjutkan pekerjaan yang belum selesai esok hari.
Berikan hadiah kepada dirimu sendiri karena sudah menyelesaikan tugas yang telah ditentukan, sebelum kemudian lanjut mengerjakan tugas tersebut.
Kembalikan pikiranmu kepada tugas yang saat ini kamu kerjakan.
Perluas atau perbanyak daftar tujuan secara perlahan. Buat jadwal terlebih dahulu sehingga kamu dapat bekerja setiap hari sesuai dengan jadwal yang sudah kamu buat.
Kamu tidak perlu menjadi sempurna, kamu hanya perlu menjadi cukup baik. Menetapkan standar yang terlalu tinggi dan tidak realistis mencegah kamu untuk mencoba karena kamu takut tidak dapat memenuhi harapan tidak masuk akal yang kamu buat untuk dirimu sendiri.
Salah satu alasan terbesar seseorang menunda pekerjaan adalah karena perasaan bahwa tugas/pekerjaan tersebut membawa masalah. Hal ini berhubungan dengan betapa sulit, betapa membosankan, atau betapa menyakitkan menyelesaikan tugas itu.
Menunda penyelesaian tugas/pekerjaan diasosiasikan dengan stres–pikiran stres yang kamu rasakan ketika kamu menghindari panggilan telepon yang kamu tahu perlu kamu lakukan. Jadi ingatlah segala sesuatu dalam perspektif: “Tugas ini bukan tugas favorit saya, tetapi saya bisa melewatinya.”
Prokrastinator fokus pada apa yang didapatkan jangka pendek (menghindari stres yang berhubungan dengan tugas), dan bukan hasil jangka panjang (stres karena penundaan pekerjaan itu sendiri dan konsekuensi yang didapatkan apabila pekerjaan tidak selesai). Oleh karena itu, fokuskan dirimu pada benefit yang akan kamu dapatkan apabila pekerjaan ini telah selesai.
Tugas yang akan selesai apabila kamu memiliki waktu untuk menyelesaikannya lebih cenderung untuk tidak selesai, dibandingkan tugas yang memiliki jadwal pengerjaan yang pasti. Buatlah jadwal pengerjaan tugas dan hindari hal-hal yang dapat mengganggumu selama proses penyelesaian tugas itu.
Berhenti membuat alasan untuk tidak mengerjakan/menunda proses pengerjaan tugas.
Setiap orang memiliki kemungkinan untuk melakukan penundaan terhadap tugas/pekerjaan yang diberikan. Kemungkinan terjadinya penundaan diperkuat oleh sebab-sebab yang telah disebutkan di atas. Dalam upaya melawan kecenderungan untuk penundaan tugas/pekerjaan dibutuhkan usaha dan kontrol diri yang kuat. Apabila kamu mengalami kesulitan untuk melawan prokrastinasi, kamu dapat menghubungi Lembar Harapan untuk mendapatkan bimbingan dalam menghadapi prokrastinasi.
References:
Zafirah adalah seorang psikolog klinis dengan spesialisasi pada psikologi klinis anak dan dewasa. Zafirah menyelesaikan pendidikan Sarjana Psikologi di Universitas Tarumanagara dan pendidikan Magister Psikologi Profesi Klinis di Universitas Airlangga. Zafirah memiliki ketertarikan pada berbagai permasalahan psikologis, seperti kecemasan, depresi, permasalahan perilaku dan intelektual pada anak, permasalahan dalam hubungan dan pernikahan, serta permasalahan psikologis lainnya.
Zafirah percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk menghadapi segala permasalahan yang dihadapi dalam hidup, mereka hanya memerlukan orang yang tepat untuk diajak berdiskusi mengenai permasalahan itu.
No. SIPP (Surat Ijin Praktek Psikologi): 3357-21-2-1