Peran Ayah pada Perkembangan Anak

Mengasuh anak seringkali identik dengan tugas atau peran seorang Ibu. Padahal dalam sebuah pengasuhan, Ibu dan Ayah memiliki peran masing-masing yang berkontribusi besar dalam perkembangan anak. Menurut penelitian, keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan peran yang besar bagi perkembangan sosial-emosional, intelektual, bahasa dan motorik anak. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah ditentukan oleh kualitas interaksi antara ayah dan anak-anak mereka. Keterlibatan ayah akan lebih bernilai jika ayah mampu untuk responsif terhadap kebutuhan anak daripada hanya menghabiskan waktu dengan anak mereka tanpa terlibat aktif. Agar lebih memahami cara unik dan spesifik ayah dalam mempengaruhi kehidupan anak-anak, para peneliti mempelajari banyak peran yang dimainkan ayah dalam perkembangan anak. Berikut ini merupakan rangkuman hasil penelitian-penelitian yang berkaitan dengan bagaimana keterlibatan ayah terhadap perkembangan anak.

Peran Ayah pada Perkembangan Anak:

  1. Ayah merupakan sosok yang memberikan perlindungan pada keluarga. Pengasuhan penuh kasih sayang ayah terhadap anak mereka akan membentuk secure attachment (kelekatan yang aman) pada anak. Anak yang memiliki secure attachment memiliki pandangan yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain sehingga anak mampu memandang dunia sebagai tempat aman dan nyaman.
  2. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ayah yang terlibat, mengasuh, dan bermain dengan anak cenderung memiliki anak dengan IQ lebih tinggi, serta kapasitas linguistik (bahasa) dan kognitif yang lebih baik.
  3. Pada umumnya, Ibu akan menggunakan lebih banyak teknik pengasuhan yang lembut dan aman, sementara ayah umumnya lebih menyukai pengasuhan yang membentuk kemandirian dan membangun kepercayaan diri. Kolaborasi pendekatan ini membantu anak-anak untuk memahami dunia dengan cara yang berbeda sehingga harapannya anak memiliki pemikiran yang lebih fleksibel dan seimbang.
  4. Rough play” dengan ayah dapat membantu anak-anak mengelola impuls agresif dan belajar mengendalikan emosi mereka selama aktivitas fisik. Rough play atau permainan kasar merupakan bentuk permainan dimana aturan dan penyelesaiannya melibatkan lebih banyak aktivitas fisik dan otot-otot serta tidak bersifat serius atau berbahaya. Contoh rough play: bergulat, saling mendorong, saling menarik, saling mendukung, menggendong. Kegiatan ini mendorong perkembangan motorik kasar maupun otot anak, sehingga anak lebih mampu untuk menyadari dan mengeksplorasi fungsi anggota tubuh mereka. Anak juga belajar mengatur emosi mereka ketika terlibat dalam kontak fisik yang impulsif dengan orang lain.
  5. Ayah cenderung mampu menemukan cara baru dan tak terduga untuk bermain dengan mainan yang sudah dikenal anak. Hal ini membantu untuk memperluas kreativitas pada anak-anak.
  6. Ayah memiliki peran lebih besar untuk dapat melatih kemandirian dan eksplorasi dunia atau lingkungan luar kepada anak.
  7. Keterlibatan ayah yang positif sejak dini dalam kegiatan stimulasi intelektual, menstimulasi anak untuk melakukan perawatan fisik, dan kegiatan pengasuhan umum lainnya dikaitkan dengan menurunnya resiko anak mengalami keterlambatan perkembangan.
  8. Ketika Ayah mampu mengakui/menghargai beragam gejolak emosi yang anak rasakan ketika menghadapi masalah dan mampu membimbing anak untuk mencari penyelesaian masalah tersebut, anak cenderung memiliki skor kecerdasan emosional yang lebih baik. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi diri sendiri serta emosi orang lain.
  9. Anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayah mereka cenderung memiliki harga diri (self-esteem) yang lebih tinggi dan memiliki resiko lebih rendah untuk mengalami depresi.
  10. Anak usia dua tahun yang ayahnya menggunakan kosakata yang lebih bervariasi memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik setahun kemudian
  11. Ibu cenderung menggunakan variasi bicara yang lemah lembut atau bernada tinggi. Sementara ayah cenderung menggunakan gaya bahasa yang lebih yakin dan menantang. Perpaduan yang seimbang akan membantu anak untuk memiliki keterampilan interaksi sosial yang lebih baik.

Ayah dengan Anak Perempuan

Pada anak perempuan, ayah mereka adalah sebuah cerminan dari keamanan dan dukungan emosional. Ayah menjadi sosok yang menjadi contoh bagaimana seorang laki-laki berinteraksi dengan seorang perempuan. Maka dari itu, apabila ayah mereka memberikan pengasuhan yang positif, seringkali anak perempuan mencari sosok pendamping yang mirip dengan ayahnya. Jika seorang ayah penuh kasih dan lembut, putrinya akan mencari sifat-sifat itu pada pria ketika dia cukup umur untuk mulai berkencan. Jika seorang ayah kuat dan gagah berani, dia juga akan berhubungan erat dengan pria dengan karakter yang sama.

Ayah dengan Anak Laki-laki

Tidak seperti anak perempuan yang mencontoh hubungan mereka dengan orang lain berdasarkan karakter ayah mereka, anak laki-laki meniru karakter ayah mereka. Anak laki-laki akan mencari persetujuan dari ayah mereka sejak usia sangat muda. Jika seorang ayah peduli dan memperlakukan orang dengan hormat, anak laki-laki itu akan tumbuh dengan cara yang sama. Ketika seorang ayah tidak ada, anak laki-laki akan melihat ke figur laki-laki lain untuk menetapkan “aturan” tentang bagaimana berperilaku dan bertahan hidup.

“Ketidakhadiran” Ayah

Kenyataannya, tidak semua ayah mampu “hadir” dalam kehidupan anak. Ketidakhadiran ayah bisa disebabkan karena adanya perceraian orang tua, meninggal, berpisah rumah dan lain sebagainya. Apabila dihadapkan pada kondisi demikian, hal yang dapat dilakukan oleh seorang ibu adalah membantu anak menemukan figur laki-laki yang positif yang dapat menjadi panutan dan mentor bagi anak. Figur tersebut dapat dibantu dengan kehadiran saudara, keluarga dekat, teman atau guru di sekolah yang terpercaya.

Apabila figur ayah masih dapat dijangkau, sebisa mungkin bekerjasama dengan Ayah untuk tetap terlibat dalam perkembangan anak. Ayah bisa membuat sebuah video yang membacakan buku cerita/dongeng kepada anak, kemudian rekaman tersebut dapat ditonton/didengarkan oleh anak sebelum tidur. Ayah dapat melakukan telepon atau komunikasi rutin dengan anak untuk mendengarkan cerita-cerita anak dan memberikan solusi kepada permasalahan mereka. Ingatlah bahwa yang terpenting bagi anak adalah “keterlibatan” dan “kehadiran” orang tua. Waktu yang singkat akan lebih bernilai jika Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan terlibat interaksi aktif dengan anak.

Referensi:

  • Scott, W., & De La Hunt, A. (2011). The important role of fathers in the lives of young children. Parents as Teachers.
  • The importance of father in a child’s life. (n.d.). /https://www.pediatricsoffranklin.com/resources-and-education/pediatric-care/the-importance-of-a-father-in-a-childs-life/
2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id