Menyapih Anak

ASI (air susu ibu) merupakan sumber nutrisi utama yang optimal pada masa bayi. Nutrisi yang dimiliki ASI melindungi bayi dari berbagai penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Rekomendasi pemberian ASI eksklusif adalah setidaknya selama empat atau enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan dengan makanan pendamping hingga usia dua tahun. Pengenalan makanan pendamping ASI merupakan awal dari proses penyapihan, yaitu proses berhentinya pemberian ASI kepada anak.

Proses penyapihan anak dipengaruhi oleh berbagai aspek. Penyapihan dilakukan melalui proses yang berbeda-beda antara satu anak dengan anak lainnya. Penyapihan merupakan sesuatu yang bersifat natural dan tak terhindarkan dalam perkembangan anak. Proses ini merupakan proses kompleks yang melibatkan penyesuaian nutrisi, imunologi, biokimia dan psikologis. Proses penyesuaian tidak hanya dialami anak, namun juga dialami ibu. Banyak ibu merasakan emosi yang bercampur aduk karena proses ini, dimana awalnya para ibu merasa senang karena adanya kebebasan baru yang dapat dinikmati bersama, namun di sisi lain ibu juga merasa sedih karena merasa tidak lagi dibutuhkan dan anak akan masuk ke tahap perkembangan lain dalam hidupnya. Selain itu, ibu dapat merasakan duka atas berlalunya fase yang sangat intim dalam hubungannya dengan anaknya.

Proses penyapihan dilakukan karena ASI tidak lagi mampu memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi bayi setelah usia satu tahun atau lebih. Pada usia empat hingga enam bulan, bayi mulai siap menerima makanan padat. Penerimaan makanan padat ini melibatkan menghisap dan mengunyah yang merupakan sesuatu yang baru bagi anak dan merupakan perilaku yang kompleks karena memiliki komponen refleks dan komponen yang dipelajari.

Proses Penyapihan

  1. Penyapihan Natural (dimulai oleh bayi)

Penyapihan natural terjadi ketika bayi mulai menerima peningkatan jumlah dan jenis makanan pendamping ASI sementara masih menyusui. Ketika penyapihan natural dilakukan, penyapihan penuh biasanya terjadi saat anak usia dua hingga empat tahun.

  1. Penyapihan Terencana (dimulai oleh ibu)

Penyapihan terencana terjadi ketika ibu memutuskan untuk menyapih tanpa menerima isyarat dari bayi bahwa ia siap untuk berhenti menyusui. Beberapa alasan yang biasanya digunakan adalah ASI yang tidak cukup atau kekhawatiran tentang pertumbuhan bayi, nyeri saat menyusui atau mastitis, kembali bekerja, kehamilan baru, menginginkan pasangan atau pengasuh untuk memberikan makan, atau gigi bayi mulai tumbuh. Situasi-situasi ini dapat mengakibatkan penyapihan total meskipun ibu berniat melanjutkan menyusul. Dari sisi agama, dalam agama Islam dianjurkan untuk menyusui anak selama dua tahun penuh, hal ini juga dapat menjadi pertimbangan para ibu beragama Islam untuk memutuskan melakukan penyapihan terhadap anak. 

Menolak Menyusui

Penyapihan natural berbeda dengan menolak menyusui. Bayi dapat menolak menyusui dan hal ini dapat mengakibatkan penyapihan apabila ibu mengartikan ini sebagai penolakan yang bersifat personal. Menolak menyusui bersifat sementara dan dapat disebabkan oleh hal-hal yang berbeda seperti awal menstruasi ibu, perubahan pola makan ibu, sabun, atau deodoran, atau tumbuh gigi atau sakit pada bayi. Langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mengelola penolakan menyusui antara lain sebagai berikut:

  • Jadikan waktu menyusui spesial dan tenang; meminimalkan gangguan.
  • Tingkatkan jumlah pelukan dan menenangkan bayi.
  • Tawarkan payudara saat bayi sangat mengantuk atau saat baru bangun tidur.
  • Jangan mencoba ‘membuat bayi kelaparan’ agar mereka mau untuk menyusui.
  • Tawarkan payudara secara berkala menggunakan posisi menyusui yang berbeda, sisi bergantian. Cobalah menyusui di ruangan yang berbeda.

Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil, maka bayi harus dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit tertentu.

Maternal Guilt

Ibu mulai menyusui dengan niat terbaik. Seringkali hambatan dapat terjadi sehingga mengakibatkan penyapihan dini. Penting bagi dokter untuk mengeksplorasi alasan ibu untuk menyapih sehingga ibu dapat mengambil keputusan dalam keadaan sudah mendapatkan edukasi dengan baik mengenai proses dan waktu penyapihan. Ibu dapat mengambil keputusan yang dirasa paling baik untuk dirinya sendiri.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyapih?

Saat waktu untuk menyapih tiba, lebih baik melakukannya secara bertahap. Tidak ada usia yang benar atau salah untuk menyapih, yang terbaik adalah terus menyusui sampai bayi setidaknya berusia enam bulan. Menyusui dalam waktu lama, bila memungkinkan, baik untuk bayi.

Bagaimana Cara yang Tepat untuk Menyapih?

Ketika ibu dan bayi siap untuk penyapihan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat pengalaman ini menjadi sesuatu yang positif bagi ibu:

  • Penyapihan dilakukan secara bertahap–dalam beberapa minggu, bulan, atau bahkan lebih lama. Penyapihan yang dilakukan secara tiba-tiba hanya perlu dipertimbangkan dalam keadaan ekstrim dan menyulitkan ibu dan bayi.
  • Transisi ke penyapihan lebih mudah apabila bayi terbiasa menggunakan cangkir daripada botol.
  • Mulailah dengan mengganti satu waktu makan, yang paling tidak disukai dalam sehari. Minta orang lain untuk menawarkan makanan kepada bayi di waktu itu.
  • Terus berusaha mengganti waktu makan satu per satu (misalnya mengganti konsumsi ASI pada waktu makan tertentu dengan makanan pendamping) Kecepatan menyapih dapat disesuaikan, namun secara umum, semakin lama prosesnya, semakin baik. Tunggu selama beberapa hari antara penggantian pertama dengan penggantian lainnya.
  • Ibu mungkin ingin mencoba penyapihan tidak menyeluruh. Hal ini berarti ibu dapat menggunakan cangkir atau botol dan menyusui secara langsung di waktu lain. Hal ini dapat dilakukan apabila ibu merupakan ibu pekerja yang tetap ingin menyusui. Apabila ibu melakukan ini, pastikan untuk memeriksa berat badan bayi secara teratur.
  • Apabila payudara ibu terasa tidak nyaman saat proses penyapihan, cobalah untuk pumping ASI sehingga dapat merasa lebih nyaman. Kompres dingin atau gel packs yang diaplikasikan ke payudara juga dapat meningkatkan kenyamanan.
  • Ibu harus mempertahankan konsumsi makanan dan minuman meskipun sedang dalam proses penyapihan.
  • Ibu perlu memperhatikan isyarat yang diberikan kepada bayi. Apabila ibu duduk di kursi yang biasa digunakan saat proses menyusui, bayi dapat menginginkan susu ibu dan tidak akan puas dengan cangkir ataupun botol.
  • Beberapa ibu memiliki penyapihan natural yang berarti melihat isyarat yang diberikan bayi dan menyapih sesuai dengan langkah-langkah yang dituntun bayi (tidak menolak untuk menyusui, namun juga tidak menawarkan apabila tidak diminta). Penyapihan natural ini dapat terus dilakukan hingga bayi berusia dua hingga empat tahun.

Informasi dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai pengganti perawatan medis dan saran dari dokter. Apabila Anda mengalami kesulitan dalam prosesnya, Anda dapat mengkonsultasikan kepada dokter Anda untuk mendapatkan panduan secara individu.

References:

Baby, H. (2004). Weaning your child from breastfeeding. Paediatrics & Child Health, 9, 254-255.

Mutch, C. (2004). Weaning from the breast. Paediatrics & Child Health, 9(4), 249-253.

Zainudin, M. U. (2019). Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif Tentang Hak dan Batasan Usia Anak Mendapatkan ASI (Doctoral dissertation, UIN SMH BANTEN).

2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id