Melatih Safety Skill pada Anak

Semakin berkembangnya teknologi dan informasi, beragam aspek dalam kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Namun siapa sangka bahwa kemudahan akses mencari informasi, melacak jejak dan dokumentasi ini juga menimbulkan semakin mudahnya tindakan kejahatan terjadi di sekitar kita? Apabila kita sebagai orang dewasa yang sudah memahami dan mulai waspada akan tindakan kejahatan, lalu bagaimana dengan anak-anak? 

Anak-anak sangat rentan dan mudah mengalami tindakan kejahatan seperti penculikan bahkan kekerasan seksual karena dianggap kurang berdaya dan tidak memiliki kekuatan untuk melindungi diri. Terlebih lagi pelaku kejahatan pada anak sebagian besar juga dilakukan oleh lingkungan atau kerabat terdekat. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua untuk mulai membekali anak dengan personal safety skills sedini mungkin. 

Apa itu personal safety skills? Personal safety skills adalah keterampilan keselamatan pribadi yang perlu dikuasai anak untuk melindungi diri dari bahaya viktimisasi oleh orang dewasa/predator. Semakin awal anak mengenal kondisi-kondisi yang mengancam, maka semakin baik keterampilan anak untuk lebih waspada di kemudian hari. 

Safety skills sebenarnya memiliki banyak jenis dan teknik, namun artikel kali ini akan merangkum safety skills dasar yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada anak di rumah. 

Safety Skill mencegah Kekerasan seksual

Adapun beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan orang tua secara perlahan dan bertahap untuk mengedukasi safety skills yang dikenal dengan istilah 3R, yaitu:

Recognize

Latih anak untuk mengidentifikasi siapa orang yang bisa dituruti dan dapat menyentuh dirinya dalam tahap wajar. Misalnya: ibu, ayah, dokter.

Melatih anak untuk mengenali bagian-bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. 

Teknik: Gunakan media gambar untuk membantu anak mengenali bagian-bagian tubuh yang tidak boleh disentuh. Gunakan bahasa yang menyenangkan dan tenang agar perilaku kewaspadaan anak yang wajar tidak menjadi sebuah ketakutan yang berlebihan.

Resist

Mengajarkan anak untuk mengatakan “Tidak”/“Stop” apabila ada orang yang mulai menyentuh bagian tubuh terlarangnya.

Teknik: Melakukan role-play dengan bantuan gambar/alat peraga. Ketika orang tua menyentuh bagian-bagian terlarang pada gambar, anak diminta merespon dengan kata “tidak/stop”.

Report

Melatih kemampuan anak melaporkan perilaku kurang menyenangkan secara seksual yang diterimanya dari orang dewasa.

Teknik: Lakukan role-play/latihan bersama anak. Orang tua bisa membuat skenario sederhana dan meminta anak mencoba untuk melaporkan kejadian negatif kepada orang tua. Orang tua juga perlu melatih cara merespon cerita anak dengan tepat, yaitu tidak panik, tetap tenang menanggapi kisah anak. Cara merespon dari orang tua sangatlah penting agar anak dapat menceritakan kejadian alami dengan lebih detail. 

Tips: Mulai biasakan mendengar segala kisah dan cerita anak setiap harinya. Adanya kebiasaan tersebut akan sangat membantu anak agar lebih terbuka dengan beragam kemungkinan yang dialaminya di kemudian hari. 

Safety Skill mencegah Anak Hilang dan Tersesat

  1. Mengenalkan anak mengenai tanda-tanda di jalan umum. Misalnya makna dari lampu lalu lintas, tanda kantor polisi dan rumah sakit, sehingga anak dapat mengidentifikasi tempat-tempat yang aman untuk bersinggah ketika tersesat di suatu tempat.
  2. Jika dibutuhkan, bekali anak sebuah gelang identitas yang berisi tanda pengenal dan kontak keluarga. Anak dapat dilatih untuk menunjukkan identitas gelang tersebut kepada pihak berwajib seperti polisi, petugas keamanan dan orang dewasa lain.
  3. Berikan informasi mengenai nomor telepon darurat yang dapat dihubungi (misalnya 119). Informasi ini juga penting bagi anak apabila berada pada situasi darurat lainnya. Contohnya: ketika ada kebakaran, kecelakaan dan lain-lain.

Latihan mengenai safety skills membutuhkan pelatihan berkala dan terus menerus, sehingga dibutuhkan kesabaran dan target pencapaian perilaku yang realistis sesuai kemampuan anak. Orang tua perlu melihat kondisi anak terlebih dahulu apakah anak memiliki kemampuan komunikasi yang sudah cukup matang untuk dilatih atau mungkin membutuhkan penyesuaian lain, khususnya pada anak-anak berkebutuhan khusus.

Apabila orang tua atau teman-teman merasa masih kesulitan untuk memberikan latihan safety skills, jangan ragu untuk mencari informasi mengenai teknik-teknik dengan lebih detail dari pihak profesional / kontak Tim Lembar Harapan ya! 🙂

Referensi:

  • Betts, D., & Jacobs, D. (2011). Everyday Activities to Help Your Young Child with Autism Live Life to the Full: Simple Exercises to Boost Functional Skills, Sensory Processing, Coordination and Self-Care. Jessica Kingsley Publishers.
  • Jaya, H., Haryoko, S., & Suhaeb, S. (2018, June). Life Skills Education for Children with Special Needs in order to Facilitate Vocational Skills. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1028, No. 1, p. 012078). IOP Publishing.
  • Mashudi, E. A. (2015). Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak Melalui Pengajaran Personal Safety Skills. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9(2).
  • Purnomo, Tania. (2021). Keterampilan Dasar untuk Autistic Syndrome Disorder (ASD). Webinar Agents of Behavior Change Diselenggarakan oleh Anakku.id, Jakarta:06 Februari 2021 
2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id