Hobby vs Passion: Apakah kita harus bekerja atau melakukan aktivitas sesuai passion kita?

“Aku ga happy sama pekerjaanku karena pekerjaanku ini bukan passionku”

“Aku suka banget nyanyi, seandainya aku bisa kerja di dunia entertainment dan menyanyi. Aku pasti mutlak bahagia”

“Aku gak tau passionku apa karena aku gak punya hobi atau bakat nih”

Sering mendengar keluhan seperti itu? Atau Sahabat Harapan juga merasakan hal yang sama dengan situasi-situasi di atas? Pada umumnya kita familiar dengan istilah passion yang mengarah pada sesuatu hal yang kita sukai atau kita cintai.  Apakah Sahabat Harapan mengetahui bahwa passion sebenarnya bukan mendefinisikan “sesuatu yang kita sukai”?

Kenyataannya, masih banyak yang mengalami kesalahpahaman apa perbedaan hobi dengan passion. Padahal keduanya adalah hal yang sangat berbeda.

Apa itu Hobi?

Hobi adalah sebuah kegiatan di luar pekerjaan rutin seseorang yang dilakukan dengan tujuan relaksasi. Hobi biasanya kita lakukan saat stres, suntuk akan rutinitas keseharian. Lalu kegiatan hobi mampu membuat perasaan kita menjadi lebih bahagia. Hobi sangat beragam dan tergantung peminatan masing-masing individu, seperti menonton film, bermain musik, berkebun, merapikan barang, bermain game, membaca dan lain-lain. 

Apa itu Passion?

Berbeda dengan hobi, passion adalah suatu hal yang tidak selalu membuat kita merasa rileks atau bahagia seperti yang dapat diberikan oleh hobi. Menurut perspektif *etymology, passion berasal dari kata latin passio (nafsu/gairah) yang mengarah pada suffering (penderitaan). Orang-orang yang tenggelam dalam nafsu/gairah dipandang akan mengalami penderitaan karena perbuatannya dikendalikan oleh nafsunya. Perspektif kedua dari Descartes melihat passion sebagai sebuah emosi yang kuat yang bisa mengarahkan seseorang memiliki perilaku positif selama individu tersebut memiliki alasan yang kuat untuk mendasari perilakunya. Perspektif ketiga dari Hegel melihat passion sebagai sebuah gairah yang diperlukan individu untuk bisa mencapai achievement (pencapaian) level tertinggi. 

Passion dapat membuat apa yang kita cintai berdampak baik atau buruk pada diri kita. Maka dari itu, menemukan passion bukanlah semata-mata hanya menemukan apa yang kita sukai, tetapi menemukan “derita” apa yang rela dan sanggup kita tanggung dan ingin terus kita lakukan. Derita ini adalah sebuah konflik atau konsekuensi dari aktivitas yang kita lakukan karena pekerjaan apapun tidak akan pernah terlepas dari konflik dan penderitaan. Ketika kita menemukan pekerjaan atau aktivitas sesuai passion kita, maka kita juga menyadari dan mampu menanggung segala hal yang terjadi dari aktivitas tersebut termasuk perasaan tidak nyaman atau konflik yang menyertainya. Ketika individu bekerja sesuai dengan passion atau “gairahnya” terhadap suatu aktivitas, mereka akan memiliki motivasi atau bahkan obsesi untuk mendapatkan pencapaian dalam aktivitas mereka tersebut. Hal itulah yang membedakan passion dengan hobi. Hobi tidak harus dilakukan dengan “benar”, hobi juga tidak memiliki tuntutan atau pencapaian apapun karena dilakukan dengan tujuan relaksasi dan refreshing. Sementara passion akan menghasilkan sebuah reward, entah itu penghasilan atau prestasi tertentu.

Jenis-jenis Passion

Passion dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Obsessive passion

Ini adalah dorongan tak terkendali untuk mengambil bagian dalam aktivitas yang mereka anggap penting dan menyenangkan. Biasanya orang dengan obsessive passion menunjukkan gairah pada aktivitas yang mereka lakukan berkaitan dengan perolehan penerimaan sosial atau harga diri. Individu dengan obsessive passion cenderung kaku dan kurang fleksibel untuk mencapai tujuannya sehingga hal ini terkadang membuat mereka memiliki konflik pada aspek kehidupan mereka yang lain. Mereka juga akan mudah frustasi apabila kehilangan sebuah kesempatan untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan passion mereka tersebut.

Contoh: seorang yang memiliki passion sebagai seorang peneliti, mengerahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk meneliti dan menciptakan sebuah penemuan baru. Alan terapi, karena terlalu passionate atau bergairah, ilmuwan tersebut melakukan banyak cara agar proses penelitiannya berjalan lancar. Bisa saja ilmuwan tersebut akhirnya menggunakan cara-cara yang melanggar kode etik sehingga berpotensi membuat dirinya terkena sanksi hukum dan pencabutan gelar. Banyaknya waktu dan energi yang difokuskan pada penelitiannya juga membuat dirinya kehilangan kehidupan sosial dan interaksi dengan keluarganya. 

Harmonious passion.

Ini menggambarkan individu yang melakukan aktivitas didasari motivasi dan kemauan pribadi untuk berkembang. Mereka melakukan aktivitas bukan untuk mendapatkan penerimaan sosial maupun harga diri dari orang lain. Mereka adalah individu yang fleksibel dan penuh penerimaan untuk merealisasikan gairah mereka pada sebuah aktivitas, sehingga sangat sedikit/tidak ada aspek kehidupan lainnya yang terganggu. Mereka juga dapat memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas pada hari tertentu jika diperlukan atau bahkan pada akhirnya memutuskan hubungan dengan aktivitas tersebut jika mereka merasa aktivitas itu akhirnya menjadi faktor negatif permanen dalam hidup mereka.

Contoh: Seseorang yang memiliki passion pada aktivitas yoga, terus melatih dirinya di tengah aktivitas kuliahnya untuk menguasai tahapan demi tahapan gerakan yoga. Dirinya mengalami kesulitan untuk mempelajari yoga di tengah kesibukannya menjadi seorang mahasiswa, namun dirinya juga menemukan perasaan positif ketika berhasil menaklukan gerakan yoga. Ketika dia berhasil menguasai seluruh gerakan yoga, dia kemudian mencari lisensi sebagai instruktur yoga untuk sekaligus menjadi ranah penghasilan tambahannya. 

Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa suatu aktivitas adalah passion kita?

Sebenarnya ada banyak jalan seseorang bisa “merasakan” passion atau gairah pada sesuatu. Biasanya gairah berasal dari sesuatu yang kita sukai/cintai sehingga banyak ditemukan bahwa hobi atau kegemaran kita berubah menjadi sebuah passion. Seorang yang hanya hobi fotografi akan suka melakukan aktivitas memotret, mendengar suara jepretan dan mengagumi sebuah hasil dan keajaiban gambar yang hebat. Namun seorang passionate fotografer akan terus mengejar keajaiban gambar yang dia dapatkan meskipun cuaca dan hari sedang buruk, merelakan diri untuk bangun sangat pagi demi mendapatkan fenomena yang diharapkan, mengambil tawaran dari klien yang sulit atau penuh tantangan, membeli peralatan mahal untuk mendukung hasil gambarnya, tabungan yang habis diinvestasikan untuk fotografi sampai meluangkan waktu berjam-jam untuk mengedit foto. 

Apakah jika kita hidup dengan passion akan membuat kita lebih sejahtera?

Passion bersifat dualitas, mereka bisa buruk dan juga baik. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki harmonious passion pada aktivitas atau pekerjaannya akan memiliki psychological well being (kesejahteraan psikologis) yang lebih baik dibandingkan individu yang memiliki obsessive passion. Individu dengan harmonious passion akan lebih banyak mendapatkan perasaan dan feedback positif selama melakukan aktivitas sedangkan individu dengan obsessive passion lebih banyak merasakan pengalaman negatif bahkan cenderung merusak aspek-aspek kesejahteraan psikologis dari aktivitas yang dirinya lakukan.

Apakah kita “harus” bekerja atau melakukan aktivitas sesuai passion kita?

Kita tidak harus bekerja sesuai passion, tapi sebaiknya temukanlah apa passion kita. Kita harus menyadari tujuan dari bekerja. Ketika aktivitas kita adalah “bekerja”, maka tujuan kita adalah untuk mendapatkan gaji/uang. Ketika Anda bekerja, maka Anda perlu menyadari bahwa bekerja tidaklah untuk merealisasikan passion Anda melainkan untuk meraih prestasi yang dapat menaikkan jabatan maupun penghasilan anda sehingga anda dapat bertahan hidup. Ketika Anda berada pada situasi tersebut, realisasikanlah passion Anda di tempat lain. Jika Anda benar-benar memiliki passion pada aktivitas tersebut, maka akan selalu ada cara bagi Anda melakukannya meskipun Anda bekerja formal pada bidang lain. Namun jika Anda belum cukup bergairah untuk melakukannya, mungkin saja aktivitas itu bukanlah sebuah passion melainkan sebuah hobi yang penting sesekali dilakukan untuk refreshing dari penat kehidupan. Tidak perlu terburu-buru menemukan passion Anda, carilah pengalaman dan rasakan apa aktivitas yang ingin Anda terus lakukan separuh atau sepanjang hidup Anda. 

Bekerja sesuai passion adalah sebuah harta karun yang langka dan berharga, namun jika Anda belum mendapatkan harta karun tersebut, Anda tidaklah gagal. Harta karun dalam hidup tidak hanya sebatas bekerja sesuai passion. Anda tetap bisa hidup dengan sejahtera dan bahagia dengan harta lainnya seperti mendapatkan kesehatan, ilmu, memiliki dukungan sosial seperti hidup bersama orang yang Anda cintai, hewan peliharaan, sahabat atau keluarga. 

Definisi kata berbintang:

*Etymology: cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul suatu kata. 

Referensi:

Jenika. (2012, January 2). How To Live Your Passion: Stop Confusing Hobbies with Passions Psychology for photographers. https://psychologyforphotographers.com/how-to-live-your-passion-stop-confusing-hobbies-with-passions

Vallerand, R. J. (2012). The role of passion in sustainable psychological well-being. Psychology of well-Being: Theory, research and practice, 2(1), 1-21.

2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id