Fathers provide their daughters with a masculine example. They teach their children about respect and boundaries and help put daughters at ease with other men throughout their lives.
If she didn’t grow up with a proper example, she will have less insight and she’ll be more likely to go for a man that will replicate the abandonment of her father.
— Caitlin Marvaso, AMFT, a grief counselor and therapist in Oakland, CA
Istilah daddy isues banyak digunakan di sosial media untuk menggambarkan isu psikologis anak perempuan yang tumbuh tanpa figur ayah. Ketiadaan figur ayah yang dimaksud dapat terjadi karena perceraian, kelahiran di luar pernikahan, kematian, dan faktor lainnya.
Studi yang dilakukan oleh Castetter (2020) menemukan bahwa dampak negatif ketidakhadiran ayah lebih serius pada anak perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Semakin dini ketidakhadiran ayah dalam hidup seseorang, semakin merugikan dampaknya. Ditinjau dari self-in-relation-theory, efek negatif dari ketiadaan peran ayah terjadi karena sense of self yang tidak berkembang dengan baik. Sense of self adalah persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri, seperti sejauh mana orang tersebut mengenal dirinya sendiri . Proses perkembangan sense of self pada laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Sense of self pada laki-laki muncul secara bertahap dari proses “perpisahan” orang dewasa di sekitarnya. Lebih lanjut sense of self pada perempuan muncul dari kualitas hubungan dengan keluarga, sahabat, dan jenis hubungan lainnya. Oleh sebab itu, kurangnya hubungan antara ayah dan anak perempuan mungkin membuat anak perempuan merasa tidak lengkap sebagai individu.
Ketiadaan peran ayah tidak hanya terjadi karena ketidakhadiran ayah secara fisik, tetapi termasuk jarang berkomunikasi dan kurangnya waktu yang dihabiskan bersama. Seringkali, anak tidak menyadari dampak negatif dari ketidakhadiran peran ayah dalam kehidupan mereka sampai mereka telah tumbuh dewasa. Seringkali dampak negatif baru disadari saat mereka terus menerus mengalami kegagalan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, terutama dengan pasangan.
Keterikatan yang aman berfungsi sebagai dasar individu untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Apabila anak tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar menyayangi ayah, mereka tidak memiliki panduan mengenai cara membangun hubungan yang sehat dengan lawan jenis. Dampak lainnya adalah ketidakmampuan anak perempuan untuk percaya dan berhubungan dengan laki-laki pada umumnya. Anak perempuan tanpa ayah sering kali cenderung kesulitan untuk berinteraksi dengan laki-laki secara nyaman.
Jelas bahwa ketidakhadiran seorang ayah memiliki efek yang merugikan pada perkembangan sosial-emosional. Dampak yang terjadi seperti depresi, bunuh diri, gangguan makan, aktivitas seksual dini, dan kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan cinta. Efek merugikan terkait dengan hubungan dengan lawan jenis biasanya terjadi dalam salah satu dari dua cara:
Terlepas dari semua efek negatif dari ketidakhadiran ayah, tumbuh tanpa ayah tidak berarti bahwa seorang anak ditakdirkan untuk gagal. Ada langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meminimalisir dampak negatif ketiadaan peran ayah. Bahkan, ibu memiliki peran besar dalam mengurangi efek negatif dari ketidakhadiran ayah bagi anaknya. Contohnya mengelilingi anak dengan alternatif panutan laki-laki, seperti anggota keluarga lain seperti paman, guru, kakek, dan sebagainya. Ibu juga dapat menghindari berbicara buruk tentang ayah kepada anak. Hal ini justru akan menyakiti hati anak dan dapat membuat anak merasa malu, minder, dan tidak nyaman.
Menurut Caitlin Marvaso, AMFT, seorang konselor kesedihan dan terapis, untuk pulih dari pengabaian seorang ayah, seorang wanita “harus belajar bagaimana menjadi ayah untuk diri sendiri, menahan diri, dan menerima jenis cinta yang diberikan seorang ayah. Ini adalah proses seumur hidup, tetapi dengan dukungan, peralatan, dan kesabaran yang tepat, hal itu sangat mungkin. Meskipun demikian, kesedihan dan rasa sakit tidak pernah hilang, itu hanya berubah.“
Seorang anak perempuan yang ditinggalkan ayahnya dapat tumbuh, berkembang, belajar, unggul, sukses, mencintai dan dicintai, dan menjalani kehidupan yang indah ketika dia menyadari bahwa masalahnya bukan dia, tapi “ayahnya”. Ini adalah langkah pertama menuju penyembuhan.
Apabila Sahabat Harapan merasa membutuhkan bantuan profesional untuk mengurangi dampak negatif dari ketidakhadiran ayah, Sahabat Harapan dapat menghubungi salah satu satu psikolog kami.
References:
Castetter, C. (2020). The Developmental Effects on the Daughter of an Absent Father Throughout her Lifespan. Honors Senior Capstone Projects. 50. https://scholarworks.merrimack.edu/honors_capstones/50
Meyers, M. March 7, 2022. Fatherless Daughters: How Growing Up Without a Dad Affects Women. Retrieved from https://wehavekids.com/family-relationships/When-Daddy-Dont-Love-Their-Daughters-What-Happens-to-Women-Whose-Fathers-Werent-There-for-Them#:~:text=To%20summarize%2C%20depression%2C%20suicide%2C,effects%20of%20an%20absent%20father.
Paramita Estikasari adalah seorang psikolog klinis dengan spesialisasi pada bidang psikologi klinis anak dan remaja. Mita merupakan lulusan sarjana psikologi Universitas Diponegoro dan melanjutkan studi magister dan profesi psikolog di Universitas Indonesia. Selain mendalami parenting, tumbuh kembang anak, dan anak berkebutuhan khusus, Mita juga memiliki ketertarikan pada lingkup hubungan relasi romantis dan pernikahan. Umumnya Mita menggunakan pendekatan dalam konseling/terapi dengan menggunakan Cognitive Behavioral Therapy dan pendekatan Behaviorisme.
No.SIPP (Surat Izin Praktik Psikologi): 3692-21-2-1