Asertif: Menyampaikan Pendapat dengan Nyaman & Sehat

Apakah kamu merasa sulit menolak permintaan orang lain meskipun itu menyulitkan dirimu dan membuatmu mengabaikan kebutuhan diri sendiri?
Apakah kamu sering menghindari konflik dengan orang lain?
Sering merasa khawatir bahwa pendapatmu akan membuat orang lain tidak senang sehingga sulit mengemukakan pikiran dan perasaanmu?
Dalam berhubungan dengan orang lain, baik itu dengan keluarga, teman, ataupun pasangan, apa kamu sering merasa frustasi karena kebutuhan dirimu jarang terpenuhi atau merasa orang lain tidak mengerti dirimu?


Jika kamu menjawab “Ya” pada salah satu pertanyaan di atas, mungkin sudah saatnya kamu belajar untuk bersikap asertif.


Apakah yang dimaksud dengan asertif?

Menurut kamus American Psychological Association (APA), asertif merupakan gaya komunikasi yang adaptif untuk mengekspresikan perasaan dan kebutuhan seseorang secara langsung dengan tetap menghormati orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kemampuan asertif yang baik cenderung lebih sehat secara mental. Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Hojjat, et al (2015) terjadi peningkatan skor kebahagiaan pada sekelompok remaja setelah diberikan pelatihan bersikap asertif. Sikap asertif juga berpengaruh pada tingkat kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh Manesh, et al (2015) menunjukkan bahwa pelatihan asertif dapat menurunkan kecemasan sosial para pesertanya. Sejalan dengan itu, penelitian Eslami, et al (2016) menunjukkan bahwa kelompok peserta yang mendapat pelatihan asertif menunjukkan penurunan skor level kecemasan secara umum. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa orang dengan kemampuan asertif yang baik memiliki tingkat stress yang lebih rendah dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika berhadapan dengan orang lain. Lebih jauh dijelaskan bahwa mereka mampu memenuhi kebutuhan diri, lebih sedikit mengalami frustasi akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi, namun tetap bisa menolong memenuhi kebutuhan orang lain.

Kabar baiknya adalah sikap asertif merupakan keterampilan yang bisa dipelajari. Bagaimana caranya untuk bisa bersikap asertif? Berikut tips yang bisa kamu coba untuk mengasah keterampilan bersikap asertif.

  1. Ketika mengemukakan pendapat, gunakan “Imessage”.

“I-message” diawali dengan kata “Saya”. Dengan “I-message”, kamu bisa memberitahukan pikiran dan perasaan diri tanpa terkesan menuduh atau menyudutkan orang lain. Sebagai contoh, “Saya tidak setuju …….” (dibandingkan jika kamu mengatakan “Anda salah ……..”, akan lebih terkesan menyerang lawan bicara).

  1. Berlatih mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Apabila kamu merasa kesulitan mengungkapkannya, kamu bisa berlatih sebelumnya dengan membayangkan berada di satu situasi yang biasanya membuatmu kesulitan untuk bersikap asertif. Misalnya, kamu membayangkan suasana pagi hari ketika baru tiba di tempat kerja. Saat itu, ada rekan kerja yang meminta bantuan. Padahal, kamu mau bersantai dahulu atau mengerjakan tugas yang deadline-nya sebentar lagi. Kamu bisa berlatih mengungkapkan respon terhadap perilaku rekan kerja tersebut dengan menulisnya terlebih dahulu lalu dipraktekkan secara lisan. Dalam berlatih, kamu bisa juga bermain peran dengan pasangan atau anggota keluarga di rumah, lalu meminta masukan dari mereka (misalnya pasangan/anggota keluarga berperan menjadi rekan kerja atau atasan kamu).

  1. Perhatikan bahasa tubuh.

Komunikasi bukan hanya soal lisan, tetapi juga gestur tubuh. Kamu bisa berlatih sikap tubuh yang menunjukkan rasa percaya diri ketika berbicara: melakukan kontak mata, posisi tubuh tegap namun tetap rileks, tidak menyilangkan tangan ataupun kaki saat berbicara, menjaga ekspresi wajah agar tetap netral dan tenang. Latihan bisa dilakukan seorang diri di depan cermin ataupun bersama teman/pasangan/keluarga.

  1. Berbicara dalam kondisi tenang.

Apabila kamu merasa terlalu emosional saat dihadapkan pada situasi yang menuntutmu untuk bersikap asertif, kamu bisa menyepi sejenak dan menenangkan diri. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menenangkan diri antara lain menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, meminum segelas air ataupun sekedar menjauh sejenak dari lawan bicara. Setelah tenang, kamu bisa mencoba untuk berbicara.

  1. Mulai berlatih di lingkungan terdekat.

Sebagai contoh, apabila kamu ingin bersikap asertif di tempat kerja, mulailah terlebih dahulu bersikap asertif di lingkungan terdekat. Misalnya dimulai dengan bersikap asertif kepada pasangan, anggota keluarga inti, ataupun teman sebelum bersikap asertif di tempat kerja.

Perlu diingat, melatih diri untuk mampu bersikap asertif bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Butuh waktu dan usaha yang konsisten untuk memetik hasilnya. Apabila kamu merasa sudah berusaha berlatih dengan sebaik mungkin namun belum ada perkembangan, mungkin saja ada isu-isu lain yang membuatmu terhambat seperti kecemasan, stres, kemarahan dan lain-lain sehingga ada baiknya berkonsultasi kepada psikolog.


Referensi 
American Psychological Association. (n.d). Assertiveness. In APA dictionary of psychology. Retrieved April 7, 2022, from https://dictionary.apa.org/assertiveness

Ames, D., Lee, A., & Wazlawek, A. (2017). Interpersonal assertiveness: Inside the balancing act. Social and Personality Psychology Compass, 11(6), Article e12317. https://doi.org/10.1111/spc3.12317

Eslami, A. A., Rabiei, L., Afzali, S. M., Hamidizadeh, S., & Masoudi, R. (2016). The Effectiveness of Assertiveness Training on the Levels of Stress, Anxiety, and Depression of High School Students. Iranian Red Crescent medical journal18(1), e21096. https://doi.org/10.5812/ircmj.21096

Hojjat, S. K., Golmakani, E., Norozi Khalili, M., Shakeri Chenarani, M., Hamidi, M., Akaberi, A., & Rezaei Ardani, A. (2015). The Effectiveness of Group Assertiveness Training on Happiness in Rural Adolescent Females With Substance Abusing Parents. Global journal of health science8(2), 156–164. https://doi.org/10.5539/gjhs.v8n2p156

Manesh, R. , Fallahzadeh, S. , Panah, M. , Koochehbiuki, N. , Arabi, A. & Sahami, M. (2015). The Effectiveness of Assertiveness Training on Social Anxiety of Health Volunteers of Yazd. Psychology, 6, 782-787. doi: 10.4236/psych.2015.66077.


2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id