Menikah merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu dalam kehidupan, bahkan bagi sebagian orang merupakan tujuan dalam hidupnya. Dalam menjalani kehidupan pernikahan, banyak sekali hal yang perlu diperhatikan dan didiskusikan dengan pasanganmu. Berikut ini adalah 10 hal yang perlu kalian diskusikan dengan pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
Banyak orang merasa harus menikah suatu saat nanti, tanpa mengetahui secara pasti apa itu pernikahan dan tanpa memiliki motivasi dalam menjalani pernikahan itu sendiri. Perasaan romantis yang dimiliki terhadap satu sama lain saja tidak cukup untuk dapat menghadapi setiap tantangan yang dimiliki kehidupan pernikahan. Kalian harus memikirkan nilai-nilai apa yang kalian miliki terhadap kehidupan pernikahan dan pengaruh pernikahan tersebut terhadap kehidupan kalian sebagai individu.
Kehidupan pernikahan merupakan kehidupan yang sangat dinamis sehingga akan banyak sekali perubahan yang akan kalian hadapi sehingga apa yang kalian rasakan dan miliki sekarang bisa hilang, berkurang, ataupun bertambah. Bagaimana kalian akan menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam hidup, dan bagaimana kalian akan merespon terhadap rencana-rencana yang tidak berjalan lancar? Bicarakan hal ini sebelum masuk ke dalam kehidupan pernikahan yang sebenarnya.
Terkadang, dalam sebuah hubungan romantis, perbedaan merupakan sesuatu yang menarik sehingga ketertarikan kita terhadap pasangan meningkat. Apakah kalian siap menghadapi perbedaan tersebut seumur hidup? Perbedaan-perbedaan yang awalnya terasa menarik dapat menjadi sesuatu yang menjengkelkan apabila harus dihadapi terus-menerus. Bagaimana kalian akan menghadapi perbedaan ini? Bersediakah kalian melakukan kompromi untuk menurunkan perbedaan ini sehingga kalian dapat merasa lebih nyaman di dalam kehidupan pernikahan.
Apakah kalian sangat keras kepala sehingga tidak dapat melakukan kompromi dalam menghadapi perbedaan? Apakah kalian tidak mampu mengungkapkan apa yang kalian tidak sukai tanpa melukai perasaan satu sama lain? Apakah saat kalian bertengkar, kalian melarikan diri dan menunggu pasangan kalian melupakan permasalahan yang ada? Hal-hal tersebut merupakan pola penyelesaian masalah yang tidak dapat dipertahankan dalam hubungan sehingga perlu diperbaiki sebelum masuk ke dalam dunia pernikahan.
Pada awal sebuah hubungan, saat nuansa romantis masih terasa di dalam sebuah hubungan, kalian akan cenderung menunjukkan versi terbaik kalian kepada pasangan sehingga kalian tidak mengetahui bagaimana perilaku pasangan saat dihadapkan pada situasi yang menimbulkan stres. Kehidupan pernikahan secara umum akan dihadapkan pada berbagai tekanan dan situasi yang menimbulkan stres, apakah kalian mampu untuk menghadapinya bersama-sama sebagai tim?
Terkadang, dalam sebuah hubungan, kalian membutuhkan waktu untuk diri sendiri—me time—sehingga dapat mempertahankan kemandirian dan juga privasi sebagai individu.
Setiap orang memiliki harapan mengenai keluarga yang ingin dibangun, sehingga penting untuk menanyakan bagaimana kalian ingin membangun keluarga. Apakah kalian ingin memiliki anak? Jika tidak, apakah kalian memiliki keinginan yang sama akan hal ini. Jika iya, kapan kalian ingin memilikinya? Berapa anak yang kalian harapkan hadir dalam kehidupan pernikahan? Bagaimana jika kalian secara biologis tidak mampu untuk memiliki anak? Apakah kalian bersedia untuk melakukan adopsi? Bagaimana jika anak kalian terlahir dan memiliki disabilitas? Selain itu, penting untuk kalian menentukan bagaimana kalian akan mendidik anak kalian? Apakah kalian berdua bersedia untuk terlibat aktif dan bekerjasama dalam proses merawat dan membesarkan anak?
Tidak jarang kehadiran anak memberikan jarak pada pasangan sehingga anak menjadi fokus dalam sebuah hubungan dan menurunkan kualitas pasangan. Hal ini menjadi penting bagi kalian untuk menyamakan persepsi dan ekspektasi terhadap hubungan kalian saat anak mulai hadir dalam kehidupan pernikahan.
Keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan pernikahan sehingga sangat penting untuk mendiskusikan terkait keuangan setelah menikah nanti. Apakah kalian akan bekerja dan bagaimana pembagian kewajiban dalam memenuhi keuangan keluarga? Apakah kalian akan membuat rekening bersama untuk menyimpan uang yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan dalam pernikahan? Bagaimana masing-masing dari kalian menilai uang, dan pola konsumsi kalian seperti apa? Apakah di antara kalian ada yang terlilit hutang dan bagaimana dampaknya terhadap keuangan dalam pernikahan?
Kesediaan kalian dalam bekerja sama untuk melakukan kewajiban pekerjaan rumah tangga menjadi sangat penting untuk dibicarakan sebelum menjalani kehidupan pernikahan sehingga tidak ada yang merasa dibebani, terutama saat kalian merupakan pasangan pekerja.
Keputusan untuk menikah tidak dapat dilakukan dengan mudah, setelah keputusan untuk menikah diambil pun banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Apabila kalian mengalami kesulitan untuk mencapai kesepakatan dengan pasangan, kalian bisa mengikuti couple counseling yang juga tersedia di Lembar Harapan. Segera hubungi tim Lembar Harapan apabila kalian membutuhkan bantuan profesional dalam mempersiapkan pernikahan kalian.
Zafirah adalah seorang psikolog klinis dengan spesialisasi pada psikologi klinis anak dan dewasa. Zafirah menyelesaikan pendidikan Sarjana Psikologi di Universitas Tarumanagara dan pendidikan Magister Psikologi Profesi Klinis di Universitas Airlangga. Zafirah memiliki ketertarikan pada berbagai permasalahan psikologis, seperti kecemasan, depresi, permasalahan perilaku dan intelektual pada anak, permasalahan dalam hubungan dan pernikahan, serta permasalahan psikologis lainnya.
Zafirah percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk menghadapi segala permasalahan yang dihadapi dalam hidup, mereka hanya memerlukan orang yang tepat untuk diajak berdiskusi mengenai permasalahan itu.
No. SIPP (Surat Ijin Praktek Psikologi): 3357-21-2-1