Mengelola Perilaku Anak Dengan Positive Parenting

“Positive parenting is the continual relationship of a parent(s) and a child or children that includes caring, teaching, leading, communicating, and providing for the needs of a child consistently and unconditionally.”

(Seay et al., 2014, p. 207).

Setiap orang tua dapat dipastikan pernah berjuang untuk mengendalikan berbagai perilaku menantang anak. Perilaku-perilaku tersebut umumnya sangat menguras kesabaran orang tua, seperti tantrum, berbohong, memukul, dan mencuri. Mengapa? Hal ini karena orang tua merasa cara yang digunakan tidak berhasil sehingga merasa frustrasi dan akhirnya marah. 

Terdapat berbagai strategi dari berbagai pendekatan untuk mengatur atau mengelola perilaku anak.  Strategi ini membantu orang tua dan anak untuk mengembangkan disiplin serta membantu anak untuk berdamai dengan rasa frustasi, serta mau menerima batasan. Strategi yang digunakan merupakan bagian dari pendekatan positive parenting. Sebelum membahas lebih lanjut strategi yang dapat digunakan, kita perlu memahami terlebih dahulu itu positive parenting. 

Positive Parenting

Menurut Sanders & Turner (2000) Positive parenting atau pola asuh positif adalah pendekatan pola asuh yang bertujuan untuk mendorong tumbuh kembang anak dan mengelola perilaku anak secara konstruktif dan tidak menyakiti. Tujuan tersebut dicapai dengan landasan komunikasi yang baik dan perhatian positif untuk membantu anak-anak berkembang. Dalam pendekatan positive parenting, orang tua sangat dianjurkan untuk memastikan anak memiliki tempat yang aman dan nyaman untuk mengeksplorasi lingkungan, membuat atau menciptakan lingkungan yang positif untuk belajar, memiliki ekspektasi yang realistis terhadap anak dan diri sendiri saat melakukan parenting, dan menjaga diri atau self-care sebagai orang tua. 

Strategi Mengatur Perilaku Anak

Terdapat berbagai strategi untuk mengelola atau mengatur perilaku anak dengan pendekatan positive parenting menurut Lonczak (2019). Berikut adalah beberapa diantaranya:

  1. Tunjukkan rasa hormat kepada anak. 

Perlakukan anak kita dengan cara yang sama seperti kita ingin diperlakukan, misalnya dengan lembut tanpa tekanan, tanpa dipaksa atau dimarahi, penuh dukungan, dan sebagainya. 

  1. Menetapkan aturan dasar serta tujuan yang jelas.

Anak perlu memahami batasan untuk mengetahui apa yang diharapkan kepada mereka dan bagaimana seharusnya mereka bertindak. Oleh sebab itu, orang tua harus menciptakan aturan atau aturan yang jelas. Sebagai contoh, cuci tangan sebelum makan, berjalan pelan dan berhati-hati, menonton TV selama 1 jam sehari, dan seterusnya. Pastikan aturan tidak terlalu banyak, adil, mudah untuk diikuti, dan aturan yang positif. Tujuan strategi ini adalah menggunakan komunikasi yang efektif dan dipahami oleh anak. 

  1. Berikan reward seperti pujian, kasih sayang, penghargaan apabila perilaku yang diharapkan terpenuhi. 

Selain itu, pastikan bahwa reward hilang saat aturan dilanggar. “Setelah membersihkan kamar, kamu bisa bermain di luar”. Ini artinya anak yang tidak membersihkan kamarnya, tidak akan bisa bermain di luar. Titik. Strategi ini dapat menghargai dan mendorong perilaku positif anak. 

  1. Gunakan diskusi langsung untuk menghadapi pelanggaran aturan. 

Sebagai contoh, saat anak lupa dengan aturan dasar yang telah disepakati di rumah, orang tua dapat berkata “Nia, tadi Mama lihat kamu memukul lagi, teman kamu jadi menangis. Hmm, gimana aturan kita saat bermain dengan teman? Sekarang kamu tidak melakukan aturan yang kita sepakati, jadi Mama perlu menindaklanjuti pelanggaran ini sesuai kesepakatan kita: kita pulang ke rumah”.

  1. Berikan pilihan agar anak merasa berdaya. 

Misalnya, “Kamu mau baju warna biru atau merah?”. Hal ini untuk mendukung eksplorasi dan keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan. 

  1. Pastikan kita terhubung dengan anak sebelum mengatur perilaku anak. 

Pastikan bahwa anak merasa dicintai dan diperhatikan sebelum masalah perilaku ditangani. Sebagai contoh kita perlu meluangkan waktu untuk berkomunikasi mengenai hal-hal yang terjadi sehari-hari atau memiliki quality time dengan bermain bersama dengan anak.  Tujuan dari strategi ini adalah memperhatikan dan menanggapi terlebih dahulu kebutuhan anak.

Manfaat Positive Parenting

Positive Parenting membantu orang tua dan anak untuk sama-sama bertumbuh dalam lingkungan yang saling menghargai, mendukung, dan penuh cinta. Positive Parenting dapat membuat orang tua percaya diri dan optimis untuk menjadi guru, pemimpin, dan panutan yang positif bagi anak-anaknya. Pada akhirnya, dengan menerapkan strategi pengasuhan yang positif secara konsisten, orang tua akan mengalami hubungan yang mendalam dan bermakna dengan anak-anak mereka yang akan berlangsung seumur hidup.

Bagaimana Sahabat Harapan? Sudah siap untuk mencobanya? Pasti tidak mudah, tetapi lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Semangat mencoba Sahabat Harapan!

Referensi

Lonczak, H.S (2019, May 8) What is Positive Parenting? 33 Examples and Benefit. Positive Pstychology.com.

https://positivepsychology.com/positive-parenting/#development

Sanders, M.R., Markie-Dadds, C., & Turner, K.M.T.2000. Families: Every Parent’s Survival Guide. Parenting and Family Support Centre: Department of Psychology The University of Queensland

2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id