Hai Sahabat Harapan, apakah saat ini ada yang sedang menunggu kelahiran buah hati? Apakah saat hamil Sahabat Harapan mengalami kondisi ngidam? Apakah istilah ngidam itu ada? Mari kita bahas!
Mengidam makanan atau food cravings didefinisikan sebagai keinginan kuat untuk mengkonsumsi makanan tertentu yang sulit ditolak. Kondisi ngidam disebabkan karena daerah otak yang bertanggung jawab atas memori, kesenangan, dan penghargaan sedang aktif. Berdasarkan studi, wanita mengalami peningkatan food cravings pada 2 waktu spesifik, yaitu selama menstruasi dan kehamilan. Biasanya ibu hamil yang mengalami ngidam suka meminta makanan yang tidak biasa seperti: mangga muda, coklat, keripik, berbagai jenis junk food, sampai makanan tertentu yang ada di daerah X yang di jual si X. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah penyebab ngidam atau food cravings?”, lalu, “Apa yang perlu diwaspadai saat terjadi ngidam?”
Pada ibu hamil, ngidam atau food cravings adalah fenomena nyata dan mempengaruhi banyak wanita. Biasanya, food sravings terjadi pada akhir trimester pertama, meningkat di trimester kedua, dan diikuti penurunan di trimester akhir. Berbagai penelitian konsisten menemukan bahwa food cravings mengalami penurunan yang signifikan setelah melahirkan.
Sebuah artikel jurnal yang berjudul Food cravings and aversions during pregnancy: a current snapshot, menemukan bahwa 59% ibu pernah memiliki pengalaman mengidam. Rasa ngidam belum benar-benar diketahui penyebabnya. Beberapa studi memprediksi bahwa kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, peningkatan kebutuhan akan vitamin, faktor budaya atau faktor psikologis, saat melihat, mencium, atau mendengar tentang makanan tertentu, serta kondisi stres. Yang menarik dari studi ini adalah ibu yang ngidam memiliki hubungan yang kuat dengan kenaikan berat badan saat hamil, tetapi juga meningkatnya intensitas untuk menyusui.
Sebuah studi yang meneliti 250 ibu hamil menunjukkan bahwa item yang paling sering diidamkan adalah permen (yaitu, es krim dan permen), susu, karbohidrat bertepung, buah-buahan, sayuran, dan masakan cepat saji. Selain mengidam, biasanya banyak wanita hamil juga mengalami rasa tidak suka secara mendadak pada makanan-makanan menyengat atau memiliki cita rasa yang kuat. Mengidam makanan dan menolak makanan ini juga diperkirakan terjadi karena efek hormon sehingga wanita menjadi lebih sensitif terhadap rasa dan bau makanan.
Terkadang ibu hamil menginginkan barang-barang non makanan untuk dikonsumsi seperti kotoran, tanah, detergen, abu, dan sebagainya. Jika kondisi cravings merujuk pada preferensi makanan tersebut, Sahabat Harapan mungkin mengalami kondisi medis yang disebut dengan gangguan PICA. Tidak hanya barang-barang ini tidak aman dikonsumsi, membahayakan janin, tetapi juga mengindikasikan kekurangan nutrisi. Apabila mengalami kondisi tersebut segera berkonsultasi dengan layanan kesehatan atau tim psikolog lembarharapan.id untuk dilakukan penanganan. Sebaliknya, jika kondisi cravings seperti ingin makan daging padahal kita vegetarian, hal ini mungkin terjadi karena tubuh sedang kekurangan zat besi dan merupakan kondisi yang tidak berbahaya.
Jadi, bagi Sahabat Harapan yang mengalami ngidam, tidak apa-apa. Wajar kok. Boleh juga sesekali pilih-pilih makanan sewaktu mengidam, asalkan tidak lupa tetap mengkonsumsi makanan yang sehat. Ada pula yang mengatakan bahwa ngidam juga sering diartikan sebagai kebutuhan istri untuk diperhatikan suami lho! Saat hamil, ibu menjadi lebih sensitif. Saat sedikit saja suami kurang memperhatikan, istri menjadi mudah sedih. Sebagai cara untuk mencari perhatian suami, ibu menjadi ngidam dan ingin dibelikan makanan yang aneh-aneh. Pesan untuk para suami, jangan sampai tidak memperhatikan istri yang sedang mengandung ya! Agar dapat mengurangi kebutuhan Sahabat Harapan yang sedang mengandung untuk ngidam! 😀
Referensi
Blau, L. E., Lipsky, L. M., Dempster, K. W., Eisenberg Colman, M. H., Siega-Riz, A. M., Faith, M. S., & Nansel, T. R. (2020). Women’s Experience and Understanding of Food Cravings in Pregnancy: A Qualitative Study in Women Receiving Prenatal Care at the University of North Carolina-Chapel Hill. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 120(5), 815–824. https://doi.org/10.1016/j.jand.2019.09.020
Hainutdzinava, N. (2017). Food Cravings and Aversions during Pregnancy: A Current Snapshot. Journal of Pediatrics and Mother Care, 2(1), 110. DOI: https://doi.org/10.7282/T3GM8B18
Johnson, Jon. December 10, 2020 retrieved from https://www.medicalnewstoday.com/articles/318441
Paramita Estikasari adalah seorang psikolog klinis dengan spesialisasi pada bidang psikologi klinis anak dan remaja. Mita merupakan lulusan sarjana psikologi Universitas Diponegoro dan melanjutkan studi magister dan profesi psikolog di Universitas Indonesia. Selain mendalami parenting, tumbuh kembang anak, dan anak berkebutuhan khusus, Mita juga memiliki ketertarikan pada lingkup hubungan relasi romantis dan pernikahan. Umumnya Mita menggunakan pendekatan dalam konseling/terapi dengan menggunakan Cognitive Behavioral Therapy dan pendekatan Behaviorisme.
No.SIPP (Surat Izin Praktik Psikologi): 3692-21-2-1