Apakah akhir-akhir ini Sahabat Harapan sering merasa cemas, mudah marah, sedih, merasa tertekan atau kurang mood dalam beraktivitas? Bisa jadi itu pertanda bahwa kesehatan mental Anda sedang dalam kondisi yang kurang baik dan membutuhkan perhatian agar bisa pulih kembali. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental kita juga perlu dijaga loh agar kita bisa mengelola emosi yang dirasakan dengan baik dan menjadi individu yang resilien (tangguh) dalam menghadapi tantangan hidup. Terlebih lagi, kesehatan mental dapat berpengaruh pada kesehatan fisik, dan sebaliknya. Jadi, penting sekali untuk meluangkan waktu dan perhatian khusus pada kesehatan mental kita. Sudah menjadi rahasia umum bahwa makan makanan yang bergizi dan tidur yang cukup, berdampak positif bagi kondisi psikologis. Namun ternyata, tidak hanya itu saja. Ada hal-hal lain yang bisa kita lakukan agar kondisi psikologis kita stabil sehingga kesehatan mental tetap terjaga. Berikut kiat-kiat yang bisa kita lakukan.
Aktif Bergerak
Rutin melakukan aktivitas fisik atau berolahraga tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental. Aktivitas fisik membuat otak menghasilkan hormon endorfin yang membuat mood menjadi lebih positif dan menambah energi. Berolahraga tidak harus menghabiskan waktu di gym. Anda bisa memilih aktivitas yang ringan dan mudah dilakukan seperti berjalan kaki. Hal yang paling penting adalah aktivitas fisik yang dilakukan menimbulkan perasaan senang, tidak membuat Anda merasa terbebani, mudah dijadikan sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari, dan dilakukan secara bertahap. Misalnya, menurut ahli kesehatan, berjalan kaki 30 menit per hari cukup untuk menjaga kesehatan, terutama organ jantung. Anda bisa memulai dari 10 menit per hari, lalu secara bertahap waktunya ditambah hingga tercapai 30 menit per hari. Apabila Anda memiliki keterbatasan fisik (penyandang disabilitas), Anda dapat melihat panduan ini serta berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda.
Terhubung dengan orang lain
Jalinan pertemanan atau persaudaraan yang baik membantu meningkatkan self-worth (baca selengkapnya tentang self-worth pada artikel ini), memberikan kesempatan untuk saling berbagi pengalaman positif, dan saling memberikan dukungan emosional. Jika memungkinkan, sempatkan waktu setiap hari untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Ganti kegiatan menonton TV atau kegiatan yang menggunakan gawai dengan bermain dan berbincang-bincang bersama anggota keluarga. Di luar rumah, Anda bisa mengajak teman kantor untuk makan siang bersama, bertemu dengan teman yang sudah lama tidak berjumpa, ataupun mengunjungi kerabat/teman yang membutuhkan dukungan atau kehadiran orang lain. Manfaatkan teknologi seperti video call untuk tetap terhubung dengan keluarga atau teman yang tinggal berjauhan. Selain menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman, opsi lain seperti menjadi relawan di sekolah, rumah sakit, panti jompo, rumah singgah dan semacamnya, juga bisa Anda lakukan agar bisa terhubung dengan orang lain.
Mencari makna dan tujuan hidup
Mencari makna dan tujuan hidup membuat kita termotivasi untuk menjalani kehidupan. Hal itulah yang mendorong kita untuk tetap bangun di pagi hari dan membuat kita tetap “hidup”, tergerak untuk mencapai langkah demi langkah. Jadi, apa saja yang memberikan kita makna dan tujuan dalam hidup? Pertama, terlibat dalam kegiatan yang bermakna baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Libatkan diri pada kegiatan yang membuat Anda merasa produktif dan tertantang, baik dibayar maupun tidak, misalnya menulis, melukis, berkebun, dan lainnya. Kedua, berbagi kebaikan dengan sesama. Sebagai makhluk sosial, kita memiliki naluri untuk berbagi kepada orang lain. Seperti kata pepatah happiness is only real when shared, ketika kita menemukan makna dan tujuan hidup dari kegiatan berbagi dengan orang lain, hidup akan terasa lebih bahagia. Penelitian menunjukkan bahwa berbagi kebaikan dengan orang lain dapat memunculkan perasaan yang positif dan merasa diri mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Berbagi kebaikan juga dapat meningkatkan self-worth, yakni perasaan individu bahwa dirinya layak atau berharga untuk dicintai dan dihormati (klik artikel ini untuk mengetahui lebih banyak tentang self-worth). Selain itu, berbagi dengan sesama membantu kita untuk terhubung dengan orang lain. Berbagi bukan hanya soal harta, tetapi bisa juga berbagi ide atau ilmu yang kita kuasai yang sekiranya bermanfaat untuk orang lain. Berbagi juga bisa dalam bentuk meluangkan waktu untuk terlibat di kegiatan sosial, termasuk meluangkan waktu untuk merawat keluarga yang sudah lanjut usia, yang sedang sakit, atau orang lain yang membutuhkan perhatian, seperti lansia di panti jompo, anak yatim/piatu, dan sebagainya.
Memanfaatkan ruang hijau di sekitar
Berada di ruang terbuka hijau dapat membuat mood menjadi lebih positif dan tubuh menjadi lebih rileks. Menurut penelitian, menghabiskan waktu sekitar 10-30 menit untuk berdiam diri di alam terbuka akan menurunkan hormon stres (kortisol). Manfaatnya akan bertambah jika kita bisa melakukan aktivitas fisik di ruang terbuka hijau, misalnya berjalan kaki. Tidak ada ruang terbuka hijau di sekitar Anda? Jangan khawatir, Anda bisa menciptakan ruang hijau di rumah. Penelitian menunjukkan korelasi antara karakteristik kesehatan mental yang positif (menurunnya gejala depresi dan kecemasan) dan tempat tinggal yang memiliki pemandangan hijau (misalnya dari jendela rumah terlihat taman), termasuk tempat tinggal yang memiliki taman atau area khusus untuk tanaman.
Mempelajari keterampilan baru
Penelitian menunjukkan bahwa mempelajari keterampilan baru dapat meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem yang positif (self-esteem adalah penilaian umum mengenai diri sendiri. Anda dapat mencari tahu lebih banyak mengenai self-esteem pada artikel ini). Manfaat lainnya yaitu dapat memotivasi diri untuk bergerak mencapai tujuan tertentu (sense of purpose), dan membantu terhubung dengan orang lain. Luangkanlah waktu untuk mempelajari hal-hal baru yang sepertinya menantang bagi Anda. Anda juga dapat memulainya dari kegiatan sehari-hari. Contoh hal-hal baru yang bisa dipelajari, baik melalui kursus ataupun melihat tutorial secara online, antara lain: memasak, berkebun, art and craft, DIY (Do It Yourself) Project (memperbaiki sepeda yang rusak, melakukan renovasi minor terhadap ruangan di rumah), ataupun mempelajari bahasa asing. Di tempat kerja, Anda bisa mencoba mengemban tanggung jawab baru seperti menjadi mentor bagi karyawan magang ataupun meningkatkan keterampilan Anda dalam mempresentasikan ide atau pekerjaan.
Kapan harus mencari bantuan dari profesional?
Jika Anda sudah meluangkan waktu dan tenaga secara konsisten untuk merawat kesehatan mental, namun:
Apabila salah satu dari poin-poin di atas Anda alami, jangan ragu untuk segera cari bantuan dari tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Anda dapat menghubungi tim psikolog dari Lembar Harapan ya.
Referensi
Hunter, M. R., Gillespie, B. W., & Chen, S. Y. (2019). Urban Nature Experiences Reduce Stress in the Context of Daily Life Based on Salivary Biomarkers. Frontiers in psychology, 10, 722. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.00722
National Health Service United Kingdom. (n.d). 5 Steps to Mental Well-being. Diunduh dari https://www.nhs.uk/mental-health/self-help/guides-tools-and-activities/five-steps-to-mental-wellbeing/
Smith, M., Segal, R., Segal, J., dan Robinson, L. (2021). Building Better Mental Health. Diunduh dari https://www.helpguide.org/articles/mental-health/building-better-mental-health.htm
Soga, M., Evans, M. J., Tsuchiya, K., & Fukano, Y. (2021). A room with a green view: the importance of nearby nature for mental health during the COVID-19 pandemic. Ecological applications : a publication of the Ecological Society of America, 31(2), e2248. https://doi.org/10.1002/eap.2248
Aisyah Ibadi merupakan seorang Psikolog Klinis dengan peminatan psikologi klinis anak.
Selain memiliki ketertarikan pada tumbuh kembang anak, ia juga tertarik dengan isu-isu kesehatan mental seperti kecemasan, parental burnout dan praktik mindfulness dalam kegiatan sehari-hari. Ia ingin ilmu psikologi yang dimiliki bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Alumni Sarjana Psikologi Universitas Indonesia
Alumni Magister Profesi Klinis Anak Univ. Indonesia
No. SIPP 0275-22-2-2
STR 112482123-4589179 (ED. 2028)