Mendengar kata “mantan” seringkali memunculkan respon dan dampak yang berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang menghubungkan kata mantan dengan sesuatu yang negatif, berdampak buruk dan ingin dilupakan. Ada juga yang menghubungkan kata mantan dengan sebuah pelajaran, penerimaan dan kenangan yang lucu. Atau mungkin menganggap mantan bukan sesuatu yang memengaruhi kehidupannya saat ini. Sahabat Harapan tipe yang mana nih?
Bagaimana menyikapi peristiwa putus cinta sering menjadi keluhan dan masalah bagi remaja hingga dewasa. Bahkan banyak opini yang beredar bahwa laki-laki dan perempuan memiliki cara yang berbeda untuk “move-on” dari mantan kekasih. Ada opini yang mengatakan bahwa pria lebih cepat pulih dari perasaan sedih dibandingkan wanita. Apakah benar demikian? Mari kita simak perbedaan persepsi pria dan wanita terhadap mantan kekasih berikut ini.
Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita dalam menyikapi mantan kekasih mereka. Secara umum, pria memiliki sikap yang lebih positif terhadap mantan pasangan daripada wanita. Hal ini terjadi karena kemungkinan pria untuk berharap kembali dengan mantan kekasih dibandingkan wanita. Namun, hal ini berkaitan dengan bagaimana status hubungan individu saat ini. Individu yang masih single, cenderung menilai dan menunjukan sikap yang positif terhadap mantan kekasihnya dibandingkan individu yang sudah memiliki kekasih baru.
Pada umumnya, pria cenderung melaporkan bahwa mantan kekasihnya memberikan dukungan sosial kepada mereka saat berpacaran. Sementara, wanita mengaku lebih banyak mendapatkan dukungan sosial dari teman-teman atau lingkungan sosial lain ketika menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya.
Penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan pandangan dalam alasan kandasnya hubungan mereka. Bagi wanita, penyebab putusnya sebuah hubungan selalu dikaitkan dengan kesalahan pria. Permasalahan dalam hubungan dan putusnya hubungan didasari karena alasan dari pihak pria. Kondisi ini membantu wanita untuk rela terlepas dan membersihkan masa lalunya sehingga mereka dapat melanjutkan hidup mereka.
Hal ini berbeda dengan pria yang sering mengklaim bahwa mereka tidak tahu mengapa hubungan mereka kandas. Mereka yang cenderung tidak bisa menyalahkan mantan, pada umumnya masih memiliki harapan untuk bersatu kembali dengan mantan. Meski demikian, mereka juga tidak menyalahkan diri mereka maupun pihak wanitanya. Ketidakjelasan alasan yang menyebabkan putus cinta ini pada umumnya seringkali membuat pria lebih sulit move on.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kondisi pria secara psikologis cenderung lebih buruk daripada wanita setelah putus cinta. Temuan ini tidak hanya berlaku untuk hubungan kencan, tetapi juga dalam kasus perceraian atau kematian pasangan. Studi menjelaskan bahwa wanita cenderung memanfaatkan jaringan sosial mereka yang luas untuk mengumpulkan dukungan emosional yang mereka butuhkan. Sebaliknya, lingkungan sosial pria terputus ketika mereka kehilangan pasangannya sehingga mereka menggunakan strategi yang tidak efektif dalam jangka panjang untuk mengatasi stres mereka. Hal ini dapat terjadi karena wanita memiliki hubungan yang lebih dekat secara emosional dengan teman-temannya dibandingkan pria.
Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara sikap penerimaan perpisahan atau yang sering kita kenal dengan istilah move-on antara pria dan wanita. Tidak ada durasi yang pasti, antara pria dan wanita untuk move-on dari pasangan sebelumnya.
Sekarang kita sudah paham bukan, bagaimana sih umumnya pria dan wanita merespon ketika berhadapan dengan mantan atau kondisi putus cinta. Ternyata mitos-mitos yang beredar soal wanita dan pria tidak sepenuhnya tepat. Banyak faktor lain yang ternyata memengaruhi kondisi psikologis wanita dan pria ketika dihadapkan dengan putus cinta. Terlepas dari jenis kelamin maupun peran gender, perasaan tidak nyaman akibat putus cinta adalah hal yang manusiawi dan wajar dirasakan oleh semua orang. Alasan dan cerita dibaliknya akan turut mempengaruhi bagaimana seseorang akan merespon kondisi putus cinta. Kenyataannya, setiap mantan kekasih tentunya memberikan kenangan dan sisa perasaan yang berbeda. Respon yang kita tunjukkan pun akan berbeda tergantung siapa mantan kita saat itu.
Referensi:
Athenstaedt, U., Brohmer, H., Simpson, J. A., Müller, S., Schindling, N., Bacik, A., & Van Lange, P. A. (2020). Men View their ex-partners more favorably than women do. Social Psychological and Personality Science, 11(4), 483-491.
Ludden, David. (2020, January 18). Why Some People Can’t Stop Thinking About Their Exes: Gender differences in coping with a relationship breakup. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/talking-apes/202001/why-some-people-cant-stop-thinking-about-their-exes
Merupakan seorang Psikolog Klinis yang memiliki peminatan pada bidang perkembangan anak usia dini dan anak berkebutuhan khusus serta mengkaji kesejahteraan psikologis individu dalam lingkup karir dan kesehatan.
Alumni Sarjana Psikologi, Universitas Udayana, Bali
Alumni Magister Profesi Psikologi Klinis, Universitas Airlangga, Surabaya
No. SIPP (Surat Ijin Praktek Psikologi): 3356-21-2-1