Screen Time

Di masa pandemic Covid-19 saat ini, kita tidak bisa menghindar dari kegiatan-kegiatan di depan layar karena terbatasnya kegiatan di luar rumah. Terutama bagi anak-anak, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton layar, baik untuk kebutuhan akademik maupun kebutuhan hiburan. Layar yang ditonton bisa melalui perangkat smartphone, tablet, TV, laptop maupun komputer. Tentunya hal ini membuat para orang tua menjadi khawatir apakah penggunaan layar yang terlalu banyak akan menyebabkan masalah bagi anak atau tidak. 

Kekhawatiran orang tua juga ditambah dengan adanya hambatan waktu untuk bisa mendampingi anak secara penuh selama menggunakan layar. Orang tua tidak selalu bisa mendampingi atau mengawasi apa yang dilihat oleh anak atau berapa banyak waktu yang anak habiskan dengan layar. Ada konten-konten tertentu yang perlu dicermati oleh orang tua, apakah tontonan anak mengandung unsur kekerasan, perilaku mengambil risiko atau tantangan yang dapat menginspirasi perilaku berbahaya, konten seksual, cyber bullying (perundungan di dunia maya) dan kejahatan predator anak, atau iklan yang ditujukan bukan untuk anak. 

Selain tentang konten, orang tua perlu mencermati bagaimana dampak dari terlalu banyak menggunakan layar bagi anak-anak. Beberapa dampak yang mungkin dialami anak ketika menggunakan layar terlalu banyak adalah masalah tidur, masalah berat badan atau obesitas, masalah suasana hati, nilai rendah di sekolah, kurang membaca buku, lebih sedikit waktu bersama keluarga dan teman, tidak cukup aktivitas fisik atau di luar ruangan, dan lebih sedikit waktu untuk mempelajari hobi atau cara lain untuk bersenang-senang. 

Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak seperti di atas, kita sebagai orang tua perlu mengelola waktu layar anak dengan tepat. Berikut ini tips yang bisa dilakukan oleh orang tua: 

  1. Untuk anak usia antara 18-24 bulan, jangan memberikan layar kepada mereka sama sekali, kecuali untuk menerima panggilan video call dari keluarga. Penelitian membuktikan bahwa layar bukanlah alat pengajaran yang efektif untuk bayi dan batita. Selain itu, penggunaan layar dikhawatirkan dapat menggantikan interaksi tatap muka yang sebenarnya dibutuhkan bayi dan batita untuk belajar.
  2. Untuk anak usia 2-5 tahun, waktu layar yang dianjurkan adalah kurang dari 1 jam/hari. Kecuali untuk kebutuhan pendidikan, anak bisa diberikan tambahan waktu. 
  3. Untuk usia 6 tahun ke atas, waktu layar yang dianjurkan adalah kurang dari 1 jam/hari. Orang tua bisa mendorong anak untuk melakukan kebiasaan sehat terkait aktivitas yang menggunakan layar, misalnya dengan aturan mematikan semua layar saat makan dan jalan-jalan keluarga.
  4. Ketika membatasi waktu layar anak, gunakan timer atau alarm untuk membantu anak menyadari durasi waktu pemakaian layar
  5. Hindari menggunakan layar sebagai pengganti babysitter atau sebagai hadiah dan iming-iming untuk menghentikan amukan (tantrum) anak.
  6. Buat aturan untuk tidak menggunakan layar di kamar tidur saat menjelang tidur.
  7. Atur gadget yang digunakan anak dengan pemrograman yang sesuai dengan usia anak, misalnya pengaturan kids mode dan aplikasi parental controls.
  8. Dorong anak untuk mempelajari aktivitas lain seperti olahraga, musik, seni, dan hobi yang tidak melibatkan layar.
  9. Berikan contoh yang baik dengan kebiasaan Anda menggunakan layar secara aman dan sehat.
  10. Duduklah bersama anak dan dorong anak untuk bercerita pada Anda tentang apa yang mereka tonton di layar dan tanyakan tentang perasaan dan pemikiran anak tentang tontonan tersebut. 
  11. Berikan alasan dan penjelasan sesuai dengan usia perkembangan anak tentang dampak menonton layar secara berlebihan dan latihlah mereka untuk mengembangkan kontrol diri atas penggunaan teknologi sejak dini.

Tips di atas dapat Anda terapkan di rumah bersama dengan seluruh keluarga dan jangan lupa untuk menerapkannya secara konsisten dan sinergis bersama pasangan Anda dan pengasuh yang merawat anak Anda. Jika Anda masih memiliki kekhawatiran tentang waktu layar anak Anda yang mungkin sudah berlebihan atau muncul dampak-dampak negatif dari penggunaan layar pada anak Anda, Anda bisa bicara atau konsultasi dengan profesional kesehatan mental di sekitar Anda atau menghubungi Lembar Harapan. Kami siap membantu Anda. 

References: 

  • American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. (2020, Februari). https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Children-And-Watching-TV-054.aspx
  • Pappas, S. (2020, April). What do we really know about kids and screens? Research by psychologists and others is giving us a better understanding of the risks and potential benefits of children’s and teens’ use of digital devices. Vol. 51, No. 3. https://www.apa.org/monitor/2020/04/cover-kids-screens
2021 © All Rights Reserved. LembarHarapan.id