Kecemasan dan depresi adalah dua masalah kesehatan mental yang sering dijumpai pada anak-anak dan remaja. Kedua kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan emosional, tetapi juga perkembangan kognitif dan sosial anak. Mengingat dampak yang signifikan, memahami penyebab, dampak, dan strategi penanganan kecemasan dan depresi pada anak-anak menjadi sangat penting. Artikel ini membahas faktor penyebab, dampak psikologis dan fisik, serta strategi efektif untuk mengatasi kecemasan dan depresi pada anak.
Faktor Penyebab
Kecemasan dan depresi pada anak-anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetika, lingkungan, dan pengalaman individu. Faktor genetik memainkan peran penting dalam kerentanan anak terhadap kondisi ini. Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan atau depresi lebih rentan mengalami kondisi serupa.
Lingkungan sosial juga berperan signifikan. Bullying, tekanan akademik, dan konflik keluarga adalah beberapa stressor utama yang dapat memicu kecemasan dan depresi pada anak-anak. Selain itu, ekspektasi yang tinggi dari orang tua dan tekanan untuk berprestasi di sekolah dapat menambah beban emosional anak.
Dampak Psikologis dan Fisik
Dampak kecemasan dan depresi pada anak sangat luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka. Anak-anak yang mengalami kecemasan dan depresi sering kali menunjukkan penurunan kinerja akademis, kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Mereka juga cenderung lebih sering absen dari sekolah dan menunjukkan prestasi akademis yang lebih rendah.
Kondisi kecemasan dan depresi dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak. Gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan gangguan tidur sering kali menyertai kecemasan dan depresi. Anak-anak dengan kondisi ini juga lebih mungkin untuk mengembangkan masalah kesehatan jangka panjang di kemudian hari, misalnya penyakit kardiovaskular,
Strategi untuk Mengatasi Kecemasan dan Depresi pada Anak
Mengatasi kecemasan dan depresi pada anak membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Terapi kognitif-perilaku (CBT) adalah salah satu strategi yang paling efektif. CBT membantu anak-anak mengenali dan mengubah pola pikir negatif serta mengembangkan keterampilan koping yang lebih sehat.
Terapi berbasis mindfulness adalah strategi lain yang dapat digunakan. Terapi berbasis mindfulness dapat membantu anak-anak mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Teknik ini mengajarkan anak-anak untuk fokus pada saat ini dan mengelola pikiran serta emosi mereka dengan cara yang lebih adaptif.
Dukungan sosial sangat penting dalam proses pemulihan. Dukungan dari keluarga, teman, dan sekolah dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional anak. Orang tua dan pendidik dapat berperan aktif dengan menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung, serta mendorong komunikasi terbuka tentang perasaan dan pengalaman anak.
Aktivitas fisik juga memainkan peran penting dalam mengatasi kecemasan dan depresi. Olahraga teratur dapat mengurangi gejala kecemasan dan depresi serta meningkatkan mood dan kesejahteraan secara keseluruhan. Olahraga membantu melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai penambah mood alami.
Edukasi tentang kesehatan mental juga penting. Pendidikan tentang kesehatan mental dapat membantu anak-anak mengenali tanda-tanda kecemasan dan depresi serta mengembangkan keterampilan untuk mengatasi stres. Program pendidikan kesehatan mental di sekolah dapat menyediakan informasi dan dukungan yang diperlukan bagi anak-anak yang mengalami masalah ini.
Referensi
Biddle, S. J., & Asare, M. (2020). Physical activity and mental health in children and adolescents: A review of reviews. British Journal of Sports Medicine, 45(11), 886-895.
Cohen, S., & Wills, T. A. (2019). Stress, social support, and the buffering hypothesis. Psychological Bulletin, 98(2), 310-357.
Compas, B. E., Jaser, S. S., Bettis, A. H., Watson, K. H., Gruhn, M. A., Dunbar, J. P., Williams, E. K., & Thigpen, J. C. (2017). Coping, emotion regulation, and psychopathology in childhood and adolescence: A meta-analysis and narrative review. Psychological Bulletin, 143(9), 939-991.
Jones, J. D., Mitra, N., Bhattacharya, J., & McLaughlin, K. A. (2019). Health care reform and disparities in delay of treatment for children with anxiety and depression in the United States. Journal of Clinical Psychiatry, 80(2), 18m12152.
Kovacs, M., & Lopez-Duran, N. L. (2018). Prodromal symptoms and atypical affective profiles in childhood-onset depressive disorders: Implications for diagnostic classification. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, 51(4), 375-385.
Loades, M. E., & Reynolds, S. (2020). Impact of increased social isolation during COVID-19 pandemic on children’s health. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, 59(11), 1218-1239.
Podina, I. R., Jucan, A., David, D., & Goian, C. (2020). The effectiveness of cognitive-behavioral therapy for children and adolescents with anxiety and depressive disorders: A meta-analysis. Journal of Evidence-Based Psychotherapies, 20(1), 67-94.
Rueger, S. Y., Malecki, C. K., & Demaray, M. K. (2016). Relationship between multiple sources of perceived social support and psychological and academic adjustment in early adolescence: Comparisons across gender. Journal of Youth and Adolescence, 39(1), 47-61.
Shonkoff, J. P., Boyce, W. T., & McEwen, B. S. (2019). Neuroscience, molecular biology, and the childhood roots of health disparities: Building a new framework for health promotion and disease prevention. JAMA Pediatrics, 301(21), 2252-2259.
Suldo, S. M., Shaunessy-Dedrick, E., Fefer, S. A., & Ferron, J. (2018). The impact of school-based mental health services on students with high-incidence disabilities. School Psychology Review, 47(1), 39-57.
Zoogman, S., Goldberg, S. B., Hoyt, W. T., & Miller, L. (2015). Mindfulness interventions with youth: A meta-analysis. Mindfulness, 6(2), 290-302.
Zafirah adalah seorang psikolog klinis dengan spesialisasi pada psikologi klinis anak dan dewasa. Zafirah menyelesaikan pendidikan Sarjana Psikologi di Universitas Tarumanagara dan pendidikan Magister Psikologi Profesi Klinis di Universitas Airlangga. Zafirah memiliki ketertarikan pada berbagai permasalahan psikologis, seperti kecemasan, depresi, permasalahan perilaku dan intelektual pada anak, permasalahan dalam hubungan dan pernikahan, serta permasalahan psikologis lainnya.
Zafirah percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk menghadapi segala permasalahan yang dihadapi dalam hidup, mereka hanya memerlukan orang yang tepat untuk diajak berdiskusi mengenai permasalahan itu.
No. SIPP (Surat Ijin Praktek Psikologi): 3357-21-2-1